Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Work From Bali

Luhut Ngegas, Sri Mul Ngerem

Minggu, 23 Mei 2021 07:00 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Twitter @kemenkomarves)
Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Twitter @kemenkomarves)

RM.id  Rakyat Merdeka - Soal program kerja dari Bali alias Work From Bali, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati terkesan tak senada. Luhut begitu ngegas, sedangkan Sri Mulyani malah ngerem.

Program Work From Bali digaungkan Luhut. Program ini khususnya untuk kementerian yang berada di bawah koordinasinya. Seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), dan Kementerian Investasi.

Nantinya, PNS dari Jakarta itu akan ditempatkan di 16 hotel yang berada di kawasan resort Nusa Dua yang dikelola BUMN: Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Hal ini sesuai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai Dukungan Penyediaan Akomodasi untuk Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua Bali antara Kemenko Marves dan pihak ITDC.

Baca juga : Anies Nggak Mau Geer

“Nota kesepahaman ini dibuat sebagai upaya mendukung peningkatan pariwisata The Nusa Dua Bali dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Akan berlaku untuk tujuh kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves,” ungkap Luhut, Jumat (20/5).

Kenapa harus di Bali? Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo RM Manuhutu mengatakan, hal ini untuk membantu membangkitkan ekonomi Bali yang terpuruk karena pandemi Corona. Sejak pandemi, ekonomi Pulau Dewata itu nyungsep hingga minus 9 persen.

Selain itu, Bali juga akan digunakan sebagai tempat penyelenggaraan 12 sidang internasional selama setahun ke depan. “Tingkat okupansi hotel-hotel di Bali hanya 10 persen dalam 14 bulan, ini mengakibatkan dampak ekonomi yang signifikan,” kata Odo.

Baca juga : Eva Celia Ngaku Susah Ngerem Belanja

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno berharap, MoU antara Kemenko Marves dan ITDC dapat memberikan dampak positif pada pariwisata dan perekonomian Bali. Sebab, pemerintah terus melakukan berbagai upaya pemulihan pariwisata Bali, yang pada tahap ini diprioritaskan untuk wisatawan domestik.

Direktur Utama ITDC, Abdulbar M Mansoer berharap, program Work From Bali dapat meningkatkan kepercayaan diri wisatawan untuk berkunjung ke Bali. “Tentunya kami juga berharap program ini dapat meningkatkan okupansi hotel di kawasan Nusa Dua. Sehingga dapat mendukung pemulihan kembali pariwisata Bali,” ucapnya.

Namun, di tengah gencarnya seruan Work From Bali, Sri Mulyani justru menerbitkan Surat Menteri Keuangan perihal penghematan belanja kementerian dan lembaga (K/L) tahun anggaran 2021. Surat bernomor S-408/MK.02/2021 ini ditujukan untuk seluruh menteri kabinet, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian, para kepala lembaga pemerintah nonkementerian, dan para pimpinan kesekretariatan lembaga negara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.