Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementan Bakal Lakukan Terobosan Untuk Tingkatkan Ekspor SBW

Kamis, 27 Mei 2021 14:16 WIB
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah/Ist
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) akan segera melakukan terobosan dalam mengupayakan ekspor Sarang Burung Walet (SBW) di Jawa Timur. Lantaran, Jawa Timur memiliki potensi tinggi untuk ekspor SBW.

Sepanjang tahun 2020, ekspor SBW dari Surabaya, Jawa Timur, telah difasilitasi sebanyak 1.826 kali ekspor sarang burung walet yang volumenya mencapai 245.387 ton. Komoditas ini utamanya diekspor ke China dengan harga satu kilogramnya bisa mencapai Rp 40 juta.

"Kami harus lakukan langkah terobosan sesegera mungkin, karena ini menyumbang besar devisa negara kita," kata Direktur Jenderal PKH Kementan Nasrullah.

Dia memastikan, kendala yang ada akan diperbaiki agar SBW dapat menembus pasar internasional. Selain itu, pemerintah juga dipastikan akan hadir untuk mendampingi dan melakukan pembinaan kepada peternak SBW.

Untuk itu, Nasrullah bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang menyempatkan mengunjungi PT Husein Alam Indonesia di Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gersik dan PT Surya Aviesta di Kertajaya Indah, Surabaya, untuk mendengarkan dan melihat secara langsung dari peternak burung walet di Gresik.

Menurut Nasrullah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menginstruksikan untuk melaksanakan pengembangan dan pengawalan secara masif sarang burung walet Indonesia sampai dengan proses ekspornya. 

Baca juga : Besok Gerhana Bulan Total, Bisa Dipantau Utuh Pengamat Di Papua

“Maka, kami tegaskan akan hadir untuk membantu dan mendukung pengembangan SBW di Indonesia secara masif," papar Nasrullah.

Upaya yang dilakukan ini untuk mendukung prediksi adanya peningkatan komoditas SBW pada tahun depan. Mengingat, saat ini ada beberapa perusahaan yang tengah melakukan assessment agar bisa melakukan ekspor SBW ke Negeri Tirai Bambu.

Nasrullah menjelaskan, untuk negara sasaran ekspor komoditas SBW asal Jawa Timur, dibagi ke dalam dua kategori. Yakni ke China dan non China, meski memang mayoritas yaitu sekitar 80 persen SBW diekspor Jawa Timur ke China.

"Walaupun ada yang ke luar China, tapi yang mengkonsumsinya mayoritas adalah warga China yang ada di negara tersebut," jelas Nasrullah.

Sebagai informasi, berdasarkan penelitian SBW sangat diminati di luar negeri karena komoditas itu memiliki banyak kandungan yang dipercaya sangat bagus, terutama untuk tumbuh kembang anak kecil. Kandungan di dalamnya dipercaya bisa membuat anak lebih cerdas.

Kemudian, untuk ibu-ibu juga dianggap penting karena diyakini ada kandungan yang bisa membuat awet muda. Lalu, untuk bapak-bapak dipercaya bisa menjadi obat kuat. Karena itu, nilai ekonomisnya sangat tinggi.

Baca juga : Kementerian PUPR Rampungkan Jalan Lingkar Brebes-Tegal

Lebih lanjut, Nasrullah menyampaikan, pihaknya akan segera merencanakan dan mengembangkan secara masif dengan standar kualitas konsumen. Dan segera membentuk blue print terkait SBW ini, salah satunya dengan memulai program super prioritas percepatan 1.000 desa walet.

Nasrullah mencontohkan, seperti proses pencucian sebelum produksi. Karena tidak butuh banyak alat stainless penggunaan KUR mereka bisa berkelompok, pencucian terus masuk produksi. Sehingga masyarakat memiliki pendapatan. Terima barang dengan standar yang diinginkan.

"Tugas kami, budidaya dan produksi. Kami ingin membuat lebih besar dan masif dengan standar kualitas konsumen. Semua PR harus kami selesaikan, harus ada support agar SBW dapat menembus pasar dunia," ucapnya.

Kementan juga, ujar Nasrullah, akan mengupayakan pengembangan unit usaha pembersihan dan pengolahan sarang walet (saat ini baru ada 78 Unit Usaha yang memiliki Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner/NKV). Dan pendampingan peningkatan Level NKV serta menyusun SNI produk SBW.

"Karena, setiap unit usaha di bawah Kementan wajib memiliki sertifikat NKV, termasuk komonitas SBW ini. Terlebih, komoditas SBW ini mayoritas diekspor," imbuhnya.

Selain itu, akan ditingkatkan kembali registrasi rumah walet di daerah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan upaya pemberian insentif terhadap pelaku ekspor melalui penurunan pajak daerah.

Baca juga : Teknologi Inovasi Difokuskan Untuk Tangani Covid-19

Lalu, diplomasi dengan China juga akan diperkuat untuk peningkatan volume ekspor dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Karena, China menjadi pasar terbesar ekspor sarang walet dari Indonesia, baik secara langsung maupun melalui Malaysia, Vietnam dan Hong Kong.

Yang terpenting, tegas Nasrullah, akan ditingkatkan penguatan Regulasi Ekspor SBW berkoordinasi dengan Kemendag. Selain itu, ditingkatkan juga promosi SBW, antara lain melalui upaya bisnis matching dan koordinasi dengan atase pertanian dan atase perdagangan.

Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, tren ekspor SBW memang meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Kurang lebih Indonesia telah mengekspor ke 14 negara selama tahun 2020.

Syahrul bersyukur karena Indonesia bisa menjadi pemasok SBW untuk banyak negara. Terlebih, saat ini SBW yang diperdagangkan dan diekspor merupakan komoditas binaan dari Ditjen PKH Kementan.

"Ini anugerah Tuhan untuk kita, tanpa perawatan khusus walet memberikan sumbangan devisa negara, manfaat kesehatan dan pendapatan bagi petani," tutur Syahrul. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.