Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gaet ITS, Kemenhub Mau Bikin Kereta Tanpa Rel Di Jatim

Jumat, 28 Mei 2021 19:21 WIB
Tim Balitbang Perhubungan berkunjung ke ITS mematangkan Kajian Kebijakan Penyelenggaran Autonomous Rail Rapid Transit di Jawa Timur, Kamis (27/5). Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak hadir dalam kunjungan ini. (Foto: Ist)
Tim Balitbang Perhubungan berkunjung ke ITS mematangkan Kajian Kebijakan Penyelenggaran Autonomous Rail Rapid Transit di Jawa Timur, Kamis (27/5). Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak hadir dalam kunjungan ini. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana membangun Autonomous Rail Rapid Transit atau Kereta Tanpa Rel di Jawa Timur. Bukan sekadar wacana, saat ini, proyek tersebut akan segera memasuki tahap kajian yang digodok bersama antara Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Perhubungan dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).

Tim Balitbang Perhubungan bahkan sudah melakukan kunjungan resmi ke ITS dalam rangka mematangkan substansi Kajian Kebijakan Penyelenggaran Autonomous Rail Rapid Transit di Jawa Timur (Jatim). Kunjungan berlangsung Kamis (27/5) dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Perhubungan Umar Aris mengatakan, Balitbang Perhubungan bersama ITB, UGM dan ITS telah menyusun Naskah Akademik Regulasi Penyelenggaraan ART sebagai pedoman penyelenggaraan ART.

"Banyak hal kami kira dibahas pada pertemuan ini antara lain membahas legal aspek teknis, operasional, tata ruang, ekonomi, serta dampak lingkungan dalam penyelenggaraan ART," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/5).

Baca juga : Kado Waisak, 28 Warga Binaan Salemba Dapat Remisi

Umar mengungkapkan, pertemuan ini guna mempersiapkan sejumlah kebijakan transformasi transportasi di Provinsi Jawa Timur. Di antaranya posisi perencanaan ART sebagai bagian dari rencana induk transportasi perkeretaapian Indonesia, peran ART sebagai penghubung pusat pertumbuhan ekonomi, penyesuaian dalam menggunakan jaringan jalan, spesifikasi prasarana dan fasilitas ART yang mendukung, serta hak dan kewajiban dari stakeholder yang terlibat.

Pemerintah sendiri sudah menerbitkan Perpres 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Sebagai tindak lanjut aturan itu, pada tataran penyelenggaraan transpotasi jalan berbasis listrik di Surabaya diterbitkan pula Perpres Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya- Sidoarjo-Lamongan, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis, dan Lintas Selatan.

"Kami menunggu kebijakan pak Wagub terkait dengan perpres tersebut dan tindak lanjut dari Naskah Akademik Regulasi Penyelenggaraan ART pada tataran kebijakan daerah sesuai kewenangannya, kerangka regulasinya seperti apa, ruang pemenfaatannnya sesuai tata ruang, kemudian integrasi moda transportasi ini tentunya butuh kerangka hukumnya," tuturnya.

Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Perhubungan menyambut baik sistem transportasi modern dan ramah lingkungan ini bisa diterapkan di Kota Surabaya dan sekitarnya.

Baca juga : BPJS Kesehatan Gerak Cepat Tangani Penawaran Data Di Forum Online

"Secara strategis, Kota Surabaya sudah siap. Begitu pula aglomerasi Kota Surabaya, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sidoarjo," katanya.

Walaupun rencana penyediaan ART sudah masuk dalam kajian awal, Emil tetap mengingatkan pentingnya soal regulasi, teknis, rute dan biaya penyediaannya. Dari beberapa poin yang disebutkan, Emil mengaku, salah satu poin paling penting untuk bisa mewujudkan penyediaan ART adalah memperhatikan ketersediaan infrastruktur serta konektivitas kesesuaian jaringan jalan.

"Ilmu jalan dengan ilmu kereta api harus komprehensif. Ini penting dan harus memadai," jelasnya.

Saat ini, rencana pengembangan ART telah dimasukan dalam revisi rencana tata ruang wilayah Kota Surabaya tahun 2014-2034 dan detail tata ruang dan peraturan zonasi Kota Surabaya tahun 2018-2038. Terdapat 3 rencana trase alternatif yang akan diimplementasikan berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Balitbang Perhubungan bersama ITS Surabaya.

Baca juga : Wagub DKI: Kepala BPAD Mundur Bukan Karena Ditekan

Untuk trase alternatif 1 akan dimulai dari Pelabuhan Ujung memutar di Stasiun Pasar Turi, dan berakhir kembali di Pelabuhan Ujung. Trase alternatif 2 akan dimulai dari Stasiun Pasar Turi, mengarah ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu dan berakhir kembali di Stasiun Pasar Turi.

Sedangkan untuk trase alternatif 3 akan dimulai dari Stasiun Pasar Turi, melewati bagian utara Kota Surabaya, mengarah ke Pulau Madura melalui Jembatan Suramadu dan berakhir kembali di Stasiun Pasar Turi.

Rektor ITS Mohammad Ashari mengatakan, rencana penyelenggaraan ART ini harus dapat disubtitusikan dengan rencana pembangunan daerah provinsi Jawa Timur yang sudah ada. Jika dilihat dari segi teknis, kata Ashari, ART merupakan moda transportasi kereta yang akan berjalan di jalan raya, sehingga perlu koordinasi lebih lanjut dengan pihak terkait.

"Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah ingin meningkatkan kereta api Sidoarjo-Surabaya, ini harus bisa disubtitusi, tidak boleh tabrakan, sehingga perlu koordinasi dan perencanaan matang, itulah yang akan dilakukan ITS dengan seluruh stakeholder,” ujarnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.