Dark/Light Mode

Kebun Kelengkeng Grobogan: Makan Sepuasnya Atau Bawa Pulang

Senin, 28 Juni 2021 15:27 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto/Ist
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Wisata pertanian sedang menjadi tren. Pasalnya, prospek agro wisata sangat menjanjikan. Kementerian Pertanian (Kementan) kini telah menggagas Kampung Hortikultura yang direspons luar biasa oleh petani. 

Lokasi Agrowisata yang terletak di Desa Sumber Agung, Kecamatan Ngaringan, Andalan Kabupaten Grobogan-Jawa Tengah ini menjadi tempat rekreasi baru di tengah pandemi. 

Lahan seluas 60 hektar ini dulunya adalah lahan yang kurang produktif. Alhasil, kini telah berubah menjadi kebun petik kelengkeng yang banyak digandrungi, khususnya anak-anak milenial. 

Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto sangat senang melihat kebun kelengkeng milik kelompok tani Sumber Rezeki ini. Ahli Lingkungan dan Agroklimat itu juga menuturkan, kampung kelengkeng ini adalah contoh nyata pengembangan Kampung Hortikultura yang digagasnya. 

Baca juga : Bupati Bangkalan Haramkan Warganya Mudik Idul Adha

“Lokasi ini telah mengusung konsep Kampung Hortikultura, dan inilah contoh dari kampung buah yang rencananya akan kita kembangkan", tuturnya, Kamis, (24/6).

Pengembangan kampung kelengkeng bertujuan untuk mengurangi importasi kelengkeng yang setiap tahun datang dari Thailand.

Diharapkan, program Kampung Hortikultura ini nantinya akan menjadi pemantik kesejahteraan petani, sehingga kita bisa mandiri kelengkeng dan tidak tergantungan impor lagi. 

Saat ditemui, Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki Wasiran mengaku tidak pernah sepi pengunjung. 

Baca juga : Citra Kirana Nggak Maksain Gaya Anak Berpakaian

“Iya betul mas, Alhamdulillah banyak yang berkunjung ke sini, baik sekadar berwisata sambil metik sendiri atau sengaja beli untuk dijadikan buah tangan. Tapi Insya Allah, semua mematuhi prokes yang telah ditatapkan pemerintah", ujar Wasiran.

Senada dengan Wasiran, Koordinator PPL Kecamatan Ngaringan Moh Matamari membeberkan, 30 hektar dari total luasan 60 hektar kebun kelengkeng itu berasal dari alokasi APBN 2021. Sisanya, swadaya petani.

Varietas yang ditanam, yaitu Itoh Super dengan rata-rata produksi 1 kwintal per pohon. Dalam 1 hektar terdapat 300 pohon, maka produksi mencapai 30 ton per hektar dalam satu periode panen. 

Kampung kelengkeng ini disinyalir sangat menguntungkan petani, sebab setiap pengunjung yang masuk ke kawasan agrowisata dikenakan tarif Rp 30 ribu dengan atraksi makan kelengkeng sepuasnya. 

Baca juga : Meski Pandemi, Siswa Dole Prancis Tetap Semangat Belajar Gamelan

Tapi jika ingin membawa pulang maka harus membayar Rp 40 ribu per kilogramnya.

Tercatat, pengunjung yang datang ke kebun kelengkeng ini baru berasal dari sekitar Kabupaten Grobogan, Blora, Pati, dan Semarang. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.