Dark/Light Mode

E-Commerce Jadi Solusi Jitu Pemasaran Hortikultura Di Masa Pandemi

Kamis, 29 Juli 2021 17:35 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto/Ist
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura menargetkan penumbuhan 200 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan adalah terus melakukan bimbingan teknis guna peningkatan kapabilitas pelaku usaha hortikultura.

“Walaupun dalam pandemi Covid-19 yang tidak tahu kapan akan berakhir, kita tidak boleh berhenti bekerja. Kalau berhenti akan seperti apa rakyat Indonesia,” ujar Dirjen Hortikultuta Kementan Prihasto Setyanto saat membuka Bimbingan Teknis bertajuk E-Commerce sebagai Sarana Pemasaran Strategis, Senin (26/7).

Menurutnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pangan harus selalu ada, sehingga produksi tidak boleh berhenti. Bayangkan jika tim yang bekerja di sektor penyediaan pangan berhenti, maka berhenti juga kehidupan kita. 

“Di masa pandemi kita justru dituntut kreatif dan strategis, termasuk dalam pemasaran produk. Pemasaran berbasis online melalui e-commerce salah satu terobosan jitu mengawal kebutuhan konsumen sekaligus meningkatkan layanan pesan antar produk sampai tujuan,” papar Prihasto.

Memastikan pangan tetap ada, terang Prihasto, adalah tugas Kementerian Pertanian. Tak hanya sampai di sana, usai berproduksi maka poin berikutnya adalah memasarkan hasil panen. 

Menurut dia, kondisi yang terjadi di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini, pasar menurun karena orang takut keluar rumah, terutama pasar basah. Namun, pemasaran secara e-commerce peningkatannya semakin luar biasa. Ini harus dimanfaatkan pelaku usaha lokal.

Baca juga : OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil Di Masa Pandemi

Webinar yang dihadiri 2.300 peserta secara daring ini diharapkan dapat menjaring pelaku usaha beralih ke pasar e-commerce berbasis digital. Kenyataanya, peluang untuk tergabung ke pasar online sangat terbuka dan kompetitif.

“Kita memiliki banyak pelaku usaha lokal. Dengan menghadirkan dua platform bisnis e-commerce ini diharapkan mampu memperluas daya jual. Bisnis hortikultura bisa makin maju dan terangkat,” kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura Bambang Sugiharto.

Sebab, lanjut Bambang, pandemi Covid-19 membuat peluang bisnis hortikultura berbasis penjualan digital naik berkali-kali lipat. Ini artinya, pelaku usaha bisa kaya dengan bermodalkan sayur.

Kedai Sayur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pemenuhan dan pengiriman berbagai jenis kebutuhan pangan termasuk aneka sayur, buah dan aneka lauk pauk. Di awal pendiriannya, Kedai Sayur berupaya mendigitalisasi konsep tukang sayur.

“Yang kami lakukan adalah upaya digitalisasi tukang sayur. Produk kami segar dan sudah memasok berbagai kebutuhan horeka dan rumah tangga. Saat ini sudah ada 4.000 yang masuk dalam digitalisasi penjualan Kedai Sayur,” terang CEO Kedai Sayur Adrian Hernanto.

Adrian menerangkan, di masa pandemi penjualan sayur meningkat 40 kali lipat. Hal ini cukup disyukuri. Bisnis online menjadi berkah di masa pandemi. 

Baca juga : Pemerintah Cari Solusi Terbaik Masalah Perunggasan Nasional

“Bisnis yang kami jalankan adalah memastikan kepuasan pelanggan. Jadi ketika orang mau masak, semua ada dalam satu paket. Inilah yang menjadi kekuatan kita,” ujarnya.

Pihaknya juga berupaya menarik perhatian pelanggan, salah satunya dengan menampilkan foto yang riil, selain memastikan kualitas produk segar dari lahan petani.

Prioritasnya, terang Adrian, mulai dari unsur panen, pascapanen, logistik malam dan pagi sampai quality check product.

“Kami memastikan produk fresh, packing, quality control dan delivery. Produk segar yang dihadirkan juga memiliki window time yang singkat. Produk diambil tengah malam dan dipastikan ketika pagi, barang sudah tiba di konsumen,” jelas Adrian.

Senior Public Policy and Government Relations Tokopedia Candini Candalia mengatakan, Tokopedia merupakan perusahaan teknologi yang membangun super eksosistem, orang bisa menemukan apa pun. Bisa berjualan apa saja di Tokopedia untuk mencapai pemerataaan ekonomi di Tanah Air.

Menurutnya, jika dibandingkan antara kuartal II pada 2020 ke kuartal I pada 2021, penjualan produk sayuran naik empat kali lipat. Hal ini terjadi peningkatan penjualan di gerai hortikultura, khususnya sayuran.

Baca juga : Telkom Dan Media Group Perkuat Sinergitas Bisnis Media Di Tengah Pandemi

Aktivitas Tokopedia dalam upaya digitalisasi pemasaran produk hortikultura, di antaranya melalui peningkatan literasi digital di kalangan produsen hortikultura melalui edukasi. 

Edukasi ini melalui pusat edukasi seller via luring semasa pandemi di Tokopeda seller. Dengan demikian, tidak ada penghalang bagi penjual untuk meningkatkan penjualan selama masa pandemi.

“Begitu mereka gabung ada namanya Top Adds untuk muncul di posisi paling atas dan Broadcast Chat untuk produk baru yang dapat terbaca di inbox masing-masing pembeli,” ungkap Candini.

Selain itu, ada statistik wawasan toko untuk rekap berapa penjualan, bagaimana rekapnya, mana produk yang juara buat konsumen. Termasuk juga wawasan pasar untuk power merchant demi performa terbaik. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.