Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Waspada Varian Delta Plus
Menkes: Banyak Orang Indonesia PP Ke Malaysia, Penjagaan Harus Diperketat
Senin, 8 November 2021 18:16 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Subvarian Delta AY.4.2 yang telah tiba di Singapura dan Malaysia, menjadi semacam alarm bagi Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran jenis virus Covid-19 tersebut.
Karena itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) menegaskan, pemerintah akan bergerak cepat menangkal masuknya virus tersebut. Dengan memperketat seluruh pintu kedatangan dari luar negeri.
"Banyak orang Indonesia pulang pergi dari Malaysia. Baik darat, laut, dan udara. Ini nanti akan kita tingkatkan penjagaannya. Supaya kita bisa menahan masuknya potensi varian-varian baru ke Indonesia," jelas BGS dalam konferensi pers virtual PPKM yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (8/11).
Baca juga : Demokrat Yakin Pemilihnya Takkan Pindah Ke Lain Hati
Saat ini, kata BGS, pemerintah melakukan genome sequencing antara 1.500 sampai 1.800 tes per bulan.
"Sejauh pemeriksaan itu, belum terlihat adanya subvarian AY.4.2 di Indonesia," beber BGS.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan Singapura telah mendeteksi subvarian AY.4.2 pada 26 Oktober 2021. Sementara Malaysia, mengumumkan 2 kasus varian baru AY.4.2 di negaranya, pada Sabtu (6/11).
Baca juga : Pesan Imam Besar Istiqlal Ke ASN Kemenkumham: Penegakan Hukum Harus Dengan Jiwa Besar
Kasus ini melibatkan 2 mahasiswa Malaysia yang pulang dari Inggris.
Dalam pernyataannya, Menteri Kesehatan Malaysia Dr. Noor Hisham Abdullah menjelaskan, varian AY.4 adalah salah satu dari 75 jenis turunan dari varian Delta. Dan di antara turunan AY.4, terdapat varian AY.4.2 yang populer dengan nama Delta Plus.
Lembaga Keselamatan Kesehatan Inggris pada 20 Oktober 2021 telah menetapkan AY.4.2 sebagai varian di bawah penyelidikan (VUI).
Baca juga : Pemerintah Kawal Perekonomian Negara
"Vaksin yang kita gunakan saat ini masih efektif melawan varian ini. Protokol seperti karantina, testing masih bisa diterapkan dalam menangkal penyebaran varian ini. Terutama dalam prosedur kedatangan internasional," jelas Noor Hisham. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya