Dark/Light Mode

Pentingnya Support System Agar Ibu Bahagia dan Anak Sehat

Kamis, 8 Desember 2022 22:18 WIB
Ruth Retno Dewi selaku Chief Strategy Officer Teman Bumil saat merayakan ulang tahun Teman Bumil ke-5. (Foto: Teman Bumil)
Ruth Retno Dewi selaku Chief Strategy Officer Teman Bumil saat merayakan ulang tahun Teman Bumil ke-5. (Foto: Teman Bumil)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ungkapan bahwa ibu bahagia akan menciptakan generasi penerus yang sehat dan hebat bukan tanpa alasan. Pasalnya, ada banyak masalah kesehatan yang bisa mengintai jika ibu tidak bahagia selama menjalani kehamilannya. Tidak berhenti sampai di situ, ibu yang tidak bahagia setelah melahirkan berujung mengganggu tumbuh kembang anak, bahkan dapat membahayakan dirinya sendiri sekaligus sang Anak!

Ibu Hamil Lebih Mellow
Menurut dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, saat menghadiri acara perayaan ulang tahun Teman Bumil yang kelima pada 29 November 2022, selama masa kehamilan, banyak perubahan yang terjadi pada wanita. Mulai dari fisik hingga psikis, serta yang tidak tampak, yaitu perubahan hormonal.

Pada trimester pertama, hormon yang meningkat dalam tubuh wanita antara lain hormon estrogen dan progesteron. Ditambah lagi, ada pula hormon kehamilan yang muncul, yakni hormon beta chorionic gonadotropin (beta hCG), yang kerap mengakibatkan mual dan muntah. “Makanya nggak heran trimester pertama sekitar 75-80 persen ibu hamil pasti mual. Nah, yang 20 persen nggak mual atau istilahnya hamil kebo,” ujar dr. Dara.

Ketiga hormon tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan psikis ibu hamil, sehingga jadi lebih sedih, menangis, dan gampang marah-marah. Ini selaras dengan survei yang dilakukan Teman Bumil terhadap 1.504 ibu hamil, 64,6 persen mengaku lebih mellow dan sering sedih, sementara 38,4 persen mengaku jadi lebih stres selama hamil.

Baca juga : Menteri Bintang Bangun Ekosistem Digital Ramah Untuk Anak

Selain masalah hormonal, ada beberapa faktor eksternal yang menjadi pemicu ibu hamil tidak bahagia atau stres. Saat ditanyakan oleh Teman Bumil, kondisi finansial yang belum stabil (44,3 persen) berada di urutan pertama. Kemudian, disusul dengan masalah kehamilan yang cukup mengganggu (35,8 persen), belum atau sulit menyiapkan biaya persalinan (23,9 persen), masih harus bekerja atau mengurus seluruh pekerjaan rumah tangga sendirian (21,5 persen), dan menjalani kehamilan sambil mengurus anak (20,7 persen).

Dampak bagi Janin
Meski kebanyakan terjadi di trimester pertama, kondisi psikis yang naik turun juga bisa berlanjut sampai trimester kedua, bahkan trimester ketiga. Hal yang paling mengganggu di trimester kedua, ujar dr. Dara, biasanya terkait dengan perubahan bentuk fisik. Sementara di trimester ketiga, ibu hamil kerap stres terkait proses persalinan yang akan ditempuhnya kelak.

Walau hormon berperan besar, kesedihan pada ibu hamil tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. “Dampak secara tidak langsung itu ada, ya. Contohnya, ibu-ibu yang bersedih berkepanjangan berpotensi mengalami persalinan prematur. Bisa juga, anaknya kecil. Kita istilahkan BBLR (bayi berat lahir rendah),” ungkap dr. Dara.

Saat para ibu hamil sedih dan banyak pikiran, mereka bisa jadi malas makan atau makan tidak teratur. Akibatnya, janin menjadi kekurangan nutrisi lalu mengalami BBLR. Ada pula yang sampai tidak menjaga kebersihan diri, yang berisiko tubuh terpapar banyak bakteri. Bakteri pun bisa masuk dari vagina ke dalam rahim, lalu menginfeksi selaput ketuban, yang memperbesar potensi mengalami ketuban pecah dini dan persalinan prematur.

Baca juga : Bunga Citra Lestari, Pake Baju Ashraf Saat Kangen Berat

Setelah Melahirkan
Setelah melahirkan pun kondisi psikis ibu tidak boleh diabaikan. Jika selama hamil hormon ibu mendadak meningkat, maka seusai bersalin hormon mendadak menurun, yang membuat perasaan jadi tidak menentu. Kondisi ini kita kenal dengan baby blues.

Dari 1.259 partisipan survei Teman Bumil yang memiliki anak 0-5 tahun, sebanyak 44,3 persen mengatakan mereka mengalami baby blues. Baby blues, tutur dr. Dara, bisa terjadi 2-3 hari setelah melahirkan lalu berlanjut hingga kurang lebih 2 minggu. Normalnya ini akan hilang. Namun bila diabaikan, dapat berlanjut menjadi depresi postpartum. Ini cukup berbahaya karena ibu dapat melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya sendiri maupun sang Anak.

Pentingnya Support System
Berdasarkan survei yang dihimpun oleh Teman Bumil, 92,8 persen ibu hamil butuh dukungan suami dan orang terdekat agar bahagia selama menjalani kandungannya. Sementara kelompok ibu yang memiliki anak usia 0-5 tahun butuh curhat ke suami atau orang terdekat (24,7 persen) dan minta tolong menjaga anak mereka sebentar (31,4 persen) ketika kewalahan dan stres. Sebanyak 98,1 persen bahkan merasa perlu me time. Itu tandanya, sejak kehamilan hingga merawat anak, ibu butuh support system yang baik.

Menurut dr. Dara, ibu memang sesekali perlu meluapkan apa yang dirasakannya kepada orang di sekitarnya. Ia pun menyarankan, mereka perlu memahami kondisi sang Ibu, yang tentunya tidak mudah dan banyak tantangan. Maria, pemilik akun Instagram @littlemavel, yang turut hadir dalam perayaan ulang tahun Teman Bumil yang kelima, juga menyetujui betapa pentingnya support system dalam hidup ibu. 

Baca juga : Fakta Penting Perayaan Bulan Bahasa Dan Sastra

Keluhan kehamilan yang sangat mengganggu di trimester pertama lalu diharuskan menempuh persalinan caesar membuat Maria sangat mellow. Tidak sampai di situ, setelah melahirkan pun ia merasa kewalahan mengurus anak. Pada satu titik, ia bahkan pernah merasa rendah diri karena sebelumnya ia adalah wanita bekerja, tetapi memilih menjadi full time mom dan tidak memiliki penghasilan. 

“Walau itu keputusanku, tapi aku merasa kok kayak nggak ada achievement. Jadi, kalau ada yang bertanya soal pekerjaan, bisa sebaper itu sampai menangis,” curhatnya. Untungnya, suami dan keluarganya selalu memberikan dukungan. Lewat akun Instagram @littlemavel yang saat ini memiliki 29,6 ribu followers, Maria juga aktif berbagi tentang pengalamannya menjadi ibu. Di sana, ia mendapatkan penguatan dan merasa tidak sendirian karena ada banyak ibu yang juga mengalami hal serupa.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.