Dark/Light Mode

Sowan ke PBNU, Dirjen PHU Jelaskan Skema Murur & Tanazul di Haji 2024

Jumat, 24 Mei 2024 23:22 WIB
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief (kedua kiri) didampingi Direktur Bina Haji Arsad Hidayat (kiri) saat sowan ke PBNU, Kamis (23/5).
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief (kedua kiri) didampingi Direktur Bina Haji Arsad Hidayat (kiri) saat sowan ke PBNU, Kamis (23/5).

RM.id  Rakyat Merdeka - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nadhalatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Kamis (23/5). Hilman datang didampingi Direktur Bina Haji Arsad Hidayat.

Kedatangan Hilman diterima Katib Syuriyah PBNU KH Nurul Yaqin Ishaq, KH Faiz Syukron Makmun, dan KH Sarmidi Husna. Hadir juga Ketua PBNU Ishfah Abidal Aziz dan Hasanuddin Ali.

Pertemuan ini mendiskusikan isu aktual terkait penyelenggaraan ibadah haji 1445H/2024 M di Arab Saudi. Hilman mengatakan, rencana penerapan skema baru penyelengaraan ibadah haji perlu mendapatkan masukan dan saran dari para tokoh dan ulama Islam. Sebelumnya, Hilman telah bertemu dengan jajaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Baca juga : Dibantu Bank Dunia, Menteri AHY Serahkan Sertipikat Konsolidasi Tanah Di Palu

"Konteks dari kunjungan kami ke kantor PBNU adalah ingin menjelaskan tentang adanya skema baru dalam penyelenggaraan Ibadah haji tahun ini," ujar Hilman, seperti dikutip kemenag.go.id.

Kata dia, Pemerintah perlu memberikan penjelasan kepada NU terkait skema murur (mabit di bus) saat di Muzdalifah dan tanazul (kembali) ke hotel ketika di Mina. Kedua skema ini akan diberlakukan kepada sebagian jemaah haji Indonesia pada tahun ini.

Hilman menjelaskan, penambahan kuota 20.000 dari kuota awal 221.000 menjadi 241 ribu jemaah, memerlukan skema khusus yang harus dipersiapkan dengan baik, di tengah tidak adanya penambahan lahan, baik di area Muzdalifah maupun Mina.

Baca juga : Sore Ini, PBNU Lakukan Pemantauan Hilal di 60 Titik

Skema murur dan tanazul diambil untuk menghindari penumpukan jemaah haji di Muzdalifah akibat berkurangnya space mabit dampak pembangunan toilet dalam jumlah banyak di sana, dan pemindahan 27.000 jemaah haji dari Mina Jadid ke area Muzdalifah.

Seminggu yang lalu, kata Hilman, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah melakukan pertemuan dengan seluruh stakeholder layanan di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Salah satu rekomendasinya menyatakan bahwa pihak Kementerian Haji dan Umrah mendukung ide dan gagasan murur jemaah Indonesia pada saat mabit di Muzdalifah.

"Kita mengambil skema murur sebagai antisipasi kepadatan lokasi di Muzdalifah. Jemaah bergerak dari Arafah menuju Muzdalifah tidak turun dari bus, tapi langsung ke Mina," jelas Hilman.

Baca juga : SantaSea Water Theme Park Hadirkan Semarak FesAval Libur Lebaran 2024

Demikian juga ketika di Mina, jemaah akan diskemakan tanazul (kembali) ke hotelnya di Makkah terutama mereka yang tinggal di wilayah Raudlah dan Syissah. Hal ini juga untuk menghindari kepadatan di tenda Mina serta keterbatasan sarana toilet yang tersedia.

“Untuk menghindari kepadatan serta memberikan kemudahan bagi jemaah haji, khususnya lansia saat berada di tenda Mina, sebagian Jemaah haji akan ditanazulkan ke hotelnya di Makkah,” jelas Hilman.

Katib Syuriyah PBNU KH Faiz Syukron Makmun mengatakan, akan segera menyampaikan beberapa skema baru penyelenggaraan ibadah haji ini kepada Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf untuk dibicarakan bersama terkait solusi hukumnya di internal tokoh dan ulama NU.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.