Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jokowi: Ini Waktunya Asia Untuk Dunia

Sabtu, 28 Mei 2022 08:45 WIB
Presiden Jokowi dalam sambutan acara The Future of Asia Conference, Jumat (27/6) malam. (Foto: YouTube)
Presiden Jokowi dalam sambutan acara The Future of Asia Conference, Jumat (27/6) malam. (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, saat ini merupakan abad Asia. Waktunya Asia berkontribusi, tak hanya di lingkup Asia. Tetapi juga di lingkup global. 

"Kita meyakini bahwa abad sekarang ini adalah abad Asia. Asia bukan hanya untuk Asia. Tapi Asia untuk dunia, apalagi di tengah dunia yang sedang terbelah," ujar Presiden dalam sambutan acara The Future of Asia Conference, Jumat (27/6) malam.

Jokowi menilai, kawasan Asia perlu terus berperan sebagai katalisator dan mesin bagi stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran global.

Ada banyak tantangan global yang dihadapi. Tak cuma upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang masih belum merata, ancaman gelombang varian baru Covid-19 masih harus diantisipasi.

Baca juga : Jalin Silaturahmi Untuk Hapuskan Kebencian Dan Intoleransi

"Semua ini semakin diperparah kembali oleh terjadinya konflik Rusia-Ukraina, yang membawa babak baru dalam konstelasi geopolitis," tutur Jokowi.

Dia pun lantas menjelaskan situasi politik global saat ini, yang diwarnai peningkatan ketegangan, rantai pasok perdagangan dunia terganggu, terjadi kelangkaan, kenaikan harga barang, dan kemunduran ekonomi global tidak terhindarkan.

Selain itu, pertumbuhan GDP global juga mengalami penurunan dari 3,8 persen menjadi 2,6 persen pada tahun 2022.

"Setidaknya, 38 negara berpenghasilan rendah telah mencapai status berisiko tinggi untuk beban utang luar negeri mereka. Pencapaian SDG's semakin tertunda. Sebanyak 150 juta penduduk dunia kembali terjerumus ke dalam kemiskinan ekstrem. Dan lebih dari 160 juta orang di dunia kembali kelaparan," papar Jokowi.

Baca juga : Jokowi: Komitmen Negara Maju Untuk Isu Pembiayaan Iklim Sangat Rendah

Meski ekonomi Asia melambung 6,9 persen tahun lalu, pemulihan ekonomi belum terjadi pada kawasan yang luas.

Presiden menyampaikan, Asian Development Bank (ADB) telah memperkirakan GDP Asia akan meningkat menjadi 5,2 persen pada 2022. Kemudian menjadi 5,3 persen pada 2023, dengan kenaikan inflasi 3,7 persen tahun ini. Serta 3,1 persen pada tahun 2023.

Sementara di kawasan ASEAN, angka kemiskinan mencapai 4,7 juta jiwa dan lebih dari 9,3 juta jiwa kehilangan pekerjaan.

"Oleh karena itu, kita harus melakukan percepatan pemulihan ekonomi. Perlu investasi di sektor kesehatan nasional. Perlu investasi SDM guna meningkatkan produktivitas dan daya saing. Perlu penguatan fundamental makro ekonomi dan memanfaatkan peluang ekonomi hijau," jelasnya.

Baca juga : Pagi Ini, Mata Uang Garuda Naik Tipis

Jokowi menekankan, Indonesia akan terus mendukung upaya pemulihan pasca pandemi melalui penguatan kerja sama ekonomi di tingkat bilateral, kerja sama dalam kerangka ASEAN, serta memanfaatkan momentum Presidensi G20 Indonesia sebagai katalisator pemulihan ekonomi global. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.