Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Desak Cabut Larangan Ekspor Gandum Ukraina, Paus Fransiskus: Sembako Jangan Jadi Senjata

Rabu, 1 Juni 2022 22:14 WIB
Kandungan nutrisinya yang baik dan beragam penyajiannya, membuat membuat gandum menjadi favorit. (Foto Shutterstock)
Kandungan nutrisinya yang baik dan beragam penyajiannya, membuat membuat gandum menjadi favorit. (Foto Shutterstock)

RM.id  Rakyat Merdeka - Paus Fransiskus mengimbau pihak berwenang untuk mencabut larangan ekspor gandum dari Ukraina. Menurutnya, gandum tidak dapat digunakan sebagai "senjata perang".

"Larangan ekspor gandum dari Ukraina sangat mengkhawatirkan karena kehidupan jutaan orang bergantung pada itu, terutama di negara-negara miskin," kata Fransiskus kepada ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatican, Rabu (1/6).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengatakan krisis pangan global memburuk, berusaha menengahi kesepakatan untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina, meskipun para pemimpin Barat menyalahkan Rusia karena meminta tebusan dunia dengan memblokade pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

Baca juga : Bacakan Eksepsi, Konsultan Pajak Sebut Dakwaan KPK Tidak Cermat

“Saya mengimbau dengan sepenuh hati agar segala upaya dilakukan untuk mengatasi masalah ini, untuk menjamin hak universal atas nutrisi. Tolong! Jangan gunakan gandum, bahan makanan pokok (sembako), sebagai senjata perang,” ujar Paus Fransiskus, yang disambut tepuk tangan meriah dari kerumunan.

Selain kematian dan kehancuran yang disebabkan invasi Rusia ke Ukraina, perang dan upaya Barat untuk mengisolasi Rusia sebagai hukuman telah membuat harga gandum, minyak goreng, pupuk, dan energi melonjak---merugikan pertumbuhan global.

Ukraina berusaha mati-matian untuk mengekspor simpanan gandum yang besar melalui jalan darat, sungai, dan jalur kereta api untuk membantu mencegah krisis. Namun, menurut pejabat pertanian, dikutip Reuters, Ukraina tidak memiliki peluang untuk mencapai target ekspor kecuali Rusia mencabut blokade pelabuhan di Laut Hitam.

Baca juga : Ujung Landas Pacu Bandara Juanda Agak Amblas, Batik Air Tujuan Jakarta Sempat Stuck

Sebelumnya, Rusia siap untuk memfasilitasi ekspor gandum dari pelabuhan Ukraina dan berkoordinasi dengan Turki. Untuk keperluan itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov akan mengunjungi Ankara pada pekan depan.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan di televisi nasional, Ankara siap menyambut kedatangan Lavrov yang direncanakan pada 8 Juni untuk pembicaraan tentang masalah pembukaan koridor keamanan yang juga mencakup (pengiriman) gandum di laut hitam.

"Kami berencana mendirikan pusat bantuan di Istanbul untuk memantau koridor pengiriman, kami sedang fokus untuk masalah ini, bahkan siang dan malam." kata Cavusoglu, seperti dikutip dari AFP.

Baca juga : Airin Makin Semangat Jadi Gubernur DKI

"Ini adalah masalah yang paling penting dan prioritas. Jika ini diselesaikan, langkah penting untuk membangun kepercayaan akan diambil antara kedua negara (Rusia dan Ukraina)," tambahnya.

Pelabuhan Ukraina telah dikepung oleh pasukan Rusia yang pada akhirnya menghambat ekspor gandum dan bahan makanan lainnya. Baik Ukraina maupun Rusia adalah pemasok gandum utama dunia.

Menurut Cavusoglu, pekerjaan itu tentu saja melibatkan PBB. Meski perseteruan Rusia dan Ukraina masih terus berlanhgsung, tetapi kedua belah pihak harus terlibat juga dalam pengamatan bersama untuk memantau rute pelayaran.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.