Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Penembakan Massal Di RS Kampus St. Francais Tulsa Oklahoma AS, 5 Tewas Termasuk Pelaku

Kamis, 2 Juni 2022 09:06 WIB
Suasana RS Kampus St. Francais Tulsa, Oklahoma AS usai insiden penembakan pada Rabu (1/6) malam waktu setempat. (Foto: Dok. Kepolisian Tulsa/Twitter)
Suasana RS Kampus St. Francais Tulsa, Oklahoma AS usai insiden penembakan pada Rabu (1/6) malam waktu setempat. (Foto: Dok. Kepolisian Tulsa/Twitter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lima orang dilaporkan tewas dalam penembakan massal di sebuah rumah sakit kampus St. Francais di Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat, Rabu (1/6) malam.

Info ini disampaikan Kepolisian Tulsa, melalui akun Twitter-nya. 

Dalam konferensi pers di Natalie Building, RS St. Francais, Wakil Kepala Departemen Kepolisian Tulsa, Eric Dalgleish mengatakan, pelaku juga tewas dalam peristiwa penembakan tersebut.

"Diduga, dia menembakkan pistol ke arah dirinya sendiri," ujar Dalgleish seperti dikutip CNN International, Rabu (1/6).

Baca juga : Transjakarta Beroperasi Normal Melayani Penumpang

Kepolisian Tulsa menerima laporan adanya suara tembakan di Natalie Medical Building, yang merupakan gedung kantor dokter, pada Rabu (1/6) sekitar pukul 16.52 waktu setempat.

"Polisi datang sekitar pukul 16.56. Aksi penembakan terjadi di lantai 2. Area Ortopedi juga jadi sasaran. Tak ada polisi yang terluka dalam serangan ini," imbuh Dalgleish.

Terkait peristiwa ini, Gubernur Oklahoma Kevin Stitt mengatakan, apa yang terjadi hari ini di Tulsa adalah tindakan kekerasan dan kebencian, yang sangat tidak masuk akal.

"Saya berterima kasih atas tindakan cepat dan berani dari Departemen Kepolisian Tulsa, dan semua pihak yang telah melakukan yang terbaik, untuk mengatasi situasi mengerikan ini," ucap Stitt via Twitter.

Baca juga : Komisi VIII Bisa Rasakan Kegelisahan Mas Menteri

Ironisnya, penembakan massal ini hanya berselang sepekan setelah aksi serangan pistol di Robb Elementary School, Uvalde Texas yang menewaskan 21 orang, 19 siswa SD dan 2 guru. 

Pelakunya adalah anak SMA berusia 18 tahun, yang menggunakan senapan AR-15.

Sebelumnya, pada 14 Mei, seorang supremasi kulit putih yang menargetkan warga Afrika-Amerika, membunuh 10 orang di sebuah supermarket di Buffalo, New York. Pelaku masih hidup, dan kini tengah menghadapi dakwaan.

Merespon situasi ini, pada Senin (30/5), Presiden AS Joe Biden bersumpah akan mendorong peraturan senjata yang lebih ketat. 

Baca juga : Pergerakan Mahasiswa Nasional Gelar Kemah Kebangsaan Dan Tebar Sembako

"Saya sangat terdorong mengetatkan aturan ini. Keadaan akan menjadi lebih buruk, sampai semua orang bisa berpikir rasional," ujarnya.

Regulasi senjata api di Amerika Serikat menghadapi perlawanan berat dari sebagian besar anggota Partai Republik, dan beberapa anggota Partai Demokrat di wilayah pedesaan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.