Dark/Light Mode

Gandeng Perusahaan Indonesia, AS Dorong Bisnis Berkelanjutan

Kamis, 30 Juni 2022 23:39 WIB
Amerika Seikat dan PT Dharma Satya Nusantara, Tbk dan PT Sawit Sumber Mas Sarana, Tbk menandatangani nota kesepahaman.
Amerika Seikat dan PT Dharma Satya Nusantara, Tbk dan PT Sawit Sumber Mas Sarana, Tbk menandatangani nota kesepahaman.

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat, melalui program Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) Sustainable Environmental Governance Across Regions (SEGAR) menandatangani nota kesepahaman dengan dua perusahaan Indonesia.

Langkah untuk meningkatkan produksi komoditas dan rantai pasokan berkelanjutan, pengelolaan tata guna lahan, dan memastikan masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari praktik bisnis berkelanjutan.

“Kegiatan dunia usaha dapat mendorong emisi gas rumah kaca. Namun, dunia usaha juga dapat berkontribusi memberikan solusi untuk mencegah, melakukan mitigasi, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim,” kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen.

Baca juga : Wamendag Dorong Token Kripto Asal Indonesia Tembus Pasar Dunia

Dua perusahaan yang menandatangani MSP adalah PT. Dharma Satya Nusantara, Tbk dan PT. Sawit Sumber Mas Sarana, Tbk.

Melalui SEGAR, USAID mendukung dua perusahaan tersebut untuk mengembangkan metode produksi komoditas yang lebih berkelanjutan. Termasuk manajemen pencegahan kebakaran gambut dan lahan serta mitigasi konflik manusia-satwa liar.

“Pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah kepentingan semua orang. USAID bangga dapat bekerja sama dengan dunia usaha dan Pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan bersama dalam hal keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi untuk generasi mendatang,” tambah Cohen.

Baca juga : Ganda Putri Indonesia Siap Tempur Di Malaysia Open 2022

Selain itu, USAID melalui SEGAR juga bekerja sama dengan Accountability Framework Initiative (AFi). Sebuah inisiatif yang mendukung dunia usaha untuk memperkuat prinsip dan praktik ramah lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dalam rantai pasokannya.

Kemitraan dengan AFi ini di antaranya memastikan semua perusahaan menghormati hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat serta hak-hak pekerja termasuk semua mitranya.

Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Nur Hygiawati Rahayu dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang juga Implementing Agency USAID SEGAR, mengatakan, kerusakan keanekaragaman hayati merupakan salah satu dari risiko utama terbesar yang dapat mengancam iklim dan lingkungan pada sepuluh tahun ke depan (di samping cuaca ekstrem, kegagalan aksi iklim, dan bencana alam).

Baca juga : Kejagung Usut Korupsi Garuda Indonesia, KPK Kasih Apresiasi

Sektor swasta dapat berkontribusi lebih aktif dalam ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan. Di antaranya melalui program-program restorasi dan konservasi ekosistem yang relevan untuk menjaga stok karbon, serta pelestarian keanekaragaman hayati.***

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.