Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Saran Menlu China

ASEAN Jangan Jadi Pion Negara Besar

Selasa, 12 Juli 2022 08:05 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi. (Foto Global Times)
Menteri Luar Negeri China Wang Yi. (Foto Global Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah China siap mendukung sentralisasi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dengan menjalin kerja sama yang sesuai untuk keuntungan di kawasan.

Untuk itu, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan, negara-negara di Asia Tenggara jangan mau dijadikan pion atau bidak negara besar.

Baca juga : Sandi Dan Luhut Cek Kesiapan Penyelenggaraan G20 Di Bali

“Kita harus mandiri dan membentuk kekuatan politik yang stabil untuk mengurangi risiko dipengaruhi kekuatan besar,” ujar Wang saat berpidato di Sekretariat Jenderal ASEAN, di Jakarta, kemarin, yang didukung Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI).

“Kita harus melindungi wilayah ini dari kemungkinan kekacauan geopolitik. Kawasan ini harus kita hindari dari kemungkinan dijadikan bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan negara besar. Masa depan wilayah kita ada di tangan kita sendiri,” tegasnya.

Baca juga : 7 Tahun Menjabat, Zudan Ajak ASN Tetap Semangat & Berkarya.

Dalam kesempatan berbicara di hadapan diplomat dan perwakilan negara sahabat dan jurnalis tersebut, Wang mengatakan, banyak negara di ASEAN kini berada di bawah tekanan untuk memihak salah satu kekuatan.

Ia mengingatkan, “Jangan mau dihasut dengan iming-iming apapun. Kita mampu memutuskan masa depan dan memiliki tanggung jawab menjaga stabilitas kawasan dan global.”

Baca juga : Pergerakan Mahasiswa Nasional: Anak Muda Jangan Abaikan Pancasila

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri China, Le Yucheng pernah memperingatkan bahwa strategi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Indo-Pasifik berpotensi menimbulkan bahaya yang sama dengan --apa yang diistilahkan China dengan-- ekspansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke Eropa Timur.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.