Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Perang Rusia-Ukraina Ancam Krisis Pangan
Sri Mulyani Ketar-ketir
Kamis, 23 Juni 2022 06:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Sebagai Bendahara Negara, Sri Mulyani paling ketar-ketir menghadapi krisis pangan akibat perang Rusia-Ukraina. Karena Sri Mul tahu, krisis pangan yang sudah ada di depan mata, akan semakin membebani APBN. Padahal, selama 2 tahun ini saja, APBN sudah babak belur dihajar Corona.
Kekhawatiran Sri Mul dibeberkan dalam acara peresmian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa Center di Kampus PKN STAN, kemarin. Menteri Keuangan khawatir, krisis pangan dan energi akibat ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, akan membuat angka kemiskinan makin bertambah.
Baca juga : Perangi Korupsi, Xi Jinping Awasi Bisnis Pejabat Dan Keluarganya
Dalam dua tahun terakhir ini, diakui Sri Mul, kocek negara sudah banyak terkuras untuk mengatasi pandemi Covid-19. Namun, saat pandemi sudah mereda dan ekonomi mulai bergerak, sudah ada masalah yang lebih besar lagi berupa krisis pangan dan energi.
“Dua tahun, bayangkan, pendapatan negara turun, belanja naik, kita harus defisitnya nambah. Itu berarti utang,” kata Sri Mul.
Baca juga : Urusan Bisnis Jangan Dipolitisir
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berharap, kehadiran SDGs mampu menurunkan angka kemiskinan dunia yang sangat besar, seperti China, India, Indonesia, Asia Tenggara, Asia Selatan dan Afrika. Dengan adanya optimisme kemiskinan yang menurun, maka diluncurkan pada tahun 2010 sebuah ambisi baru yang disebut sebagai SDGs. Diharapkan dengan ambisi baru tersebut mampu memenuhi kebutuhan populasi manusia yang jumlahnya akan mencapai 9 miliar.
“Dia harus tidak miskin, tidak lapar, memiliki kesehatan yang baik, mendapatkan akses pendidikan, menghormati kesamaan gender, akses terhadap air bersih, akses terhadap listrik dan energi secara affordable,” tuturnya.
Baca juga : Jokowi: Ancaman Krisis Pangan Bisa Jadi Peluang
“Dia juga harus memiliki industri yang makin inovatif, makin equal, dan dunia walaupun harus menampung manusia menuju 9 miliar tetap sustain dan kita semua menjadi manusia yang responsible dalam berkonsumsi,” tambahnya.
Namun, adanya konflik geopolitik Rusia-Ukraina, kata dia, tantangan untuk mencapai SDGs akan semakin sulit dicapai. Kondisi tersebut berimbas kepada seluruh negara mengingat negara yang sedang berperang tersebut merupakan negara pengekspor komoditas utama, seperti energi, gandum dan pupuk.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya