Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ini Profil Hadi Matar, Penikam Novelis Ayat-Ayat Setan Salman Rushdie

Minggu, 14 Agustus 2022 07:06 WIB
Hadi Matar, penikam novelis The Satanic Verses Salman Rushdie (Foto: Net)
Hadi Matar, penikam novelis The Satanic Verses Salman Rushdie (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polisi masih terus menggali latar belakang penikam Salman Rushdie (75), penulis kontroversial novel Ayat-ayat Setan (The Satanic Verses). Termasuk, motif yang melatarbelakangi perbuatan keji itu.

Asal tahu saja, akibat 10 tikaman di bagian wajah, leher, dan perut saat hendak kuliah umum di Chautauqua Institute, New York pada Jumat (12/8), Rushdie kini berada dalam kondisi kritis.

Dia tak dapat bicara, menggunakan ventilator, matanya terancam hilang satu, dan levernya rusak.

Baca juga : Hadi Matar, Penikam Salman Rushdie Didakwa Percobaan Pembunuhan

Terduga pelaku, Hadi Matar masih berusia 24 tahun. The Associated Press menyebut, Matar lahir di California dari kedua orangtua yang berimigrasi dari Lebanon.

Belum lama ini, dia pindah ke New Jersey. Terakhir, dia terdata berdomisili di Fairview di wilayah Bergen County. Seberang Sungai Hudson, dari arah Manhattan.

Seperti diungkap NBC New York, Matar memiliki SIM palsu New Jersey.

Baca juga : Penulis Ayat-ayat Setan Salman Rushdie Ditikam, Matanya Terancam Hilang 1

Dari akun media sosialnya, Matar teridentifikasi bersimpati terhadap Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), yang merupakan kekuatan militer dan politik utama di Iran. Namun, belum bisa dipastikan kaitan antara keduanya.

Publik menyesalkan kejadian ini, karena penyelenggara acara kurang memperhatikan aspek keamanan seperti pemeriksaan tas dan detektor logam. Matar juga memiliki akses masuk Chautauqua Institute, karena membeli tiket acara.

Padahal, acara tersebut menghadirkan Rushdie, yang menjadi target pembunuhan.

Baca juga : Jepang Tak Izinkan Putin Hadiri Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe

Dalam fatwanya pada tahun 1988, atau setahun setelah novel The Satanic Verses diterbitkan, pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khomeini menyerukan Rushdie dieksekusi. Untuk itu, dia memberikan iming-iming duit 3 juta dolar AS, dan tambahan 500 ribu dolar AS pada tahun 2012.

Hingga kini, pemerintah Iran belum memberikan reaksi apa pun terkait penikaman Rushdie. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.