Dark/Light Mode

Gus Najih: Hati-hati, Radikalisme Menyusup Dengan Cara Thalabun Nushrah

Sabtu, 5 Maret 2022 13:13 WIB
Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI M Najih Arromadloni (Foto: Istimewa)
Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI M Najih Arromadloni (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada Rapat Pimpinan TNI-Polri 2022, Selasa (1/3), Presiden Jokowi memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI-Polri untuk bersama mewaspadai ideologi radikal yang berusaha dibawa ‘oknum’ penceramah ke dalam institusi negara. Sekretaris Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme Majelis Ulama Indonesia (BPET MUI) M Najih Arromadloni mengamini perintah tegas yang dilontarkan Jokowi tersebut. Menurutnya, infiltrasi kelompok radikal memang telah sampai pada lini strategis pemerintahan sehingga harus diwaspadai. Salah satunya melalui penceramah radikal.

“Lembaga negara itu memang menjadi salah satu sasaran utama infiltrasi menggunakan pola pergerakan yang dikenal dengan istilah thalabun nushrah,” ujar Dr. M. Najih Arromadloni di Jakarta, Jumat (4/3).

Baca juga : Jurus Wali Kota Malang Tangkal Radikalisme: Perkuat Ideologi Dan Karakter Bangsa

Istilah thalabun nushrah kerap digunakan Hizbut Tahrir dengan cara mengelabui pihak-pihak yang dianggap memiliki kekuatan dan dapat memberikan perlindungan. Oleh karenanya, institusi TNI-Polri ini dijadikan sasaran kalompok tersebut dalam melanggengkan visinya untuk menyebarkan paham radikal.

“Kelompok mereka ini berusaha mengelabui tentara, polisi, anggota intelijen dan lini-lini strategis pemerintahan yang lain. Nah, ini tentu saja yang harus diwasapadai karena kedepannya dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Sekjen Ikatan Alumni Suriah (Syam) Indonesia ini.

Baca juga : Hati-hati, Gejala Omicron Saru Dengan Batuk Pilek Biasa

Menurutnya, kondisi ini juga dipengaruhi  semangat beragama dari masyarakat Indonesia yang kian hari kian tinggi. Terbukti, dengan banyaknya majelis dan pengajian, mulai dari rumah hingga ke lingkungan instansi dan perkantoran.

“Semangat beragama masyarakat Indonesia saat ini harus disambut baik, tetapi ironisnya jangan sampai semangat itu menjadi sia-sia akibat pengetahuan agamanya salah. Alih-alih berbuat kebaikan, yang ada justru seseorang bisa terjerumus dalam keburukan,” katanya.

Baca juga : Hati-hati, Laju Reproduksi Kasus Di Kalimantan Dan Nusa Tenggara Naik

Gus Najih ini melanjutkan, semangat beragama yang tinggi ini tentunya harus diimbangi dengan ilmu yang mumpuni juga sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang menerangkan bahwa Allah SWT membenci terhadap kebodohan. “Artinya, orang yang semangat beragama juga harus semangat menambah ilmu, memperdalam ilmu agar supaya dia beragama yang benar,” ujar Pendiri Center for Research and Islamic Studies (CRIS) Foundation ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.