Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jelang Pembebasan Umar Patek

Australia Pertanyakan Efektivitas Deradikalisasi

Rabu, 31 Agustus 2022 07:12 WIB
Kejadian Bom Bali I pada 12 Oktober 2022. (Foto Tribun)
Kejadian Bom Bali I pada 12 Oktober 2022. (Foto Tribun)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana pembebasan terpidana kasus bom Bali Umar Patek terus mendapat sorotan Australia. Salah satu yang disoroti adalah program deradikalisasi yang telah dijalani Umar Patek.

Media Australia ABCNews, kemarin, mengulas mengenai pembembebasan Umar Patek. Media tersebut mengutip pernyataan Umar yang mengklaim telah menjalani program deradikalisasi dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri.

Setelah dibebaskan, dia disebut ingin bekerja dengan para terpidana teroris muda, untuk membantu membasmi radikalisme di Indonesia. Namun, Profesor Politik Islam Global dari Deakin University, Australia, Greg Barton, meragukan program deradikalisasi tersebut.

Baca juga : Datang Sebagai Seorang Ayah, Erick Adukan Fitnah Faizal Assegaf

Dia bilang, Australia memiliki program dengan tujuan serupa. Seperti Court Integrated Services Program (CISP) di Victoria, dan Proactive Integrated Support Model (PRISM) di New South Wales (NSW).

Menurut Barton, kedua program itu tidak menggunakan bahasa deradikalisasi. Namun menggunakan bahasa pelepasan dan rehabilitasi.

“Mungkin program itu lebih menyeluruh dan komprehensif daripada yang dimiliki Indonesia saat ini,” ungkapnya, kemarin.

Baca juga : Cegah Petani Gagal Panen, PKT Pastikan Program Makmur Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Bukannya Indonesia tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Namun, jelas Barton, hal itu tidak dikomunikasikan dengan sangat jelas, dan tidak terlalu transparan.

Menurutnya, akan sangat baik untuk melihat kerja sama di Australia dan Indonesia, seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Barton menambahkan, para ahli umumnya sepakat, deradikalisasi teroris kurang penting, daripada melepaskan mereka dari jaringan ekstremis. Menurutnya, daripada percaya dengan apa yang Umar katakan, akan lebih baik melihat, seperti apa terpidana itu di dalam pikirannya sendiri.

Baca juga : Kiev Dihiasi Jejeran Bangkai Tank Rusia

“Tapi tampaknya sangat mungkin jika dia telah berhasil melepaskan diri dari jaringan yang sebelumnya dia terlibat,” ungkap Barton.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.