Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sunak: Era Keemasan Hubungan Inggris-China Telah Berakhir

Selasa, 29 November 2022 11:14 WIB
PM Inggris Rishi Sunak (Foto: BBC)
PM Inggris Rishi Sunak (Foto: BBC)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menegaskan, era keemasan hubungan dengan China telah berakhir. Sunak berjanji untuk mengevolusikan sikap Inggris, terhadap negara tersebut.

Dalam pidato kebijakan luar negeri pertamanya, perdana menteri termuda Inggris itu mengatakan, hubungan ekonomi dengan China pada dekade sebelumnya, adalah naif.

Menurutnya, Inggris perlu mengganti angan-angan, dengan pragmatisme yang kuat terhadap pesaing. Retorika Perang Dingin dan signifikansi global China tidak dapat diabaikan.

Sejak mengambil alih sebagai pemimpin Tory dan perdana menteri Inggris pada bulan lalu, Sunak dituntut untuk memperkuat sikap Inggris terhadap China.

Hal ini disampaikan Sunak, dalam perjamuan wali kota di London. Setelah China dibanjiri protes atas Undang-Undang lockdown Covid yang ketat di negara itu.

Dalam menangani aksi tersebut, polisi telah menangkap beberapa orang. Seorang jurnalis BBC, ditahan saat meliput aksi protes di Shanghai, Minggu (27/11).

Baca juga : Kesabaran Anwar Ibrahim Akhirnya Berbuah Manis

Saat ditangkap, jurnalis itu dipukuli dan ditendang oleh polisi. Dia sempat ditahan selama beberapa jam, sebelum dibebaskan.

Sunak mengatakan, dalam menghadapi aksi protes, China telah memilih untuk menindak lebih jauh. Termasuk, dengan menyerang seorang jurnalis BBC.

"Kami menyadari, China menimbulkan tantangan sistemik terhadap nilai dan kepentingan Inggris. Tantangan ini semakin akut, saat bergerak menuju otoritarianisme yang lebih besar," katanya, seperti dikutip BBC, Senin (28/11).

"Era keemasan hubungan Inggris-China telah berakhir. Bersama gagasan naif soal banyaknya perdagangan dengan Barat, yang mengarah pada reformasi politik China," imbuhnya.

Ungkapan era keemasan, dikaitkan dengan hubungan ekonomi yang lebih dekat di bawah mantan Perdana Menteri David Cameron. Namun, sejak itu pula, hubungan London dan Beijing memburuk.

"Kita tidak bisa begitu saja mengabaikan signifikansi China dalam urusan dunia, untuk stabilitas ekonomi global atau masalah seperti perubahan iklim," cetus Sunak.

Baca juga : Anak Kecil Bantu Ibunya Melahirkan

Inggris akan bekerja dengan sekutu termasuk AS, Kanada, Australia, dan Jepang untuk mengelola persaingan yang semakin tajam. Termasuk, dengan diplomasi dan partisipasi aktif.

“Itu berarti, kita harus memiliki pragmatisme yang kuat dalam menghadapi pesaing kita. Bukan dengan retorika besar," ucap Sunak.

Garis "pragmatisme yang kuat" dalam pidato itu dikritik oleh mantan pemimpin Tory, Duncan Smith, salah satu yang mendorong garis lebih keras.

Dalam tulisannya di Daily Express, Smith menyebut, China telah menjadi ancaman yang jelas dan nyata bagi Inggris dan sekutunya.

"Saya bertanya-tanya, apakah pragmatisme yang kuat saat ini terdengar lebih seperti peredaan," tambahnya.

Sementara Plt Sekretaris Luar Negeri Partai Buruh David Lammy menyebut, pidato itu tipis seperti bubur. Dia menuduh Sunak membalikkan retorikanya tentang China.

Baca juga : Wantimpres Agung Laksono: Semoga Hubungan Indonesia-Malaysia Semakin Baik

Dalam pidatonya, Sunak juga berjanji melanjutkan dukungan untuk Ukraina, selama diperlukan.

Dia berjanji untuk mempertahankan atau meningkatkan bantuan militer Inggris ke negara itu, dan memberikan dukungan udara baru untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting.

Awal bulan ini, Sunak telah mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam kunjungan tersebut, Sunak memastikan, Inggris akan memasok Ukraina dengan senjata dan radar anti-pesawat tambahan. Serta menambah pelatihan untuk angkatan bersenjata Ukraina. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.