Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Real Madrid, Athletic Dan Villareal Masih Tempel Barcelona
- Arsenal Tertahan, Liverpool Tunda Pesta Kemenangan
- Mantan Presiden Korsel Moon Jae-in Didakwa Terima Suap Gara-Gara Menantu
- Innalillah! Raminten Meninggal Dunia, Ini Sejarah Dan Sosok Dari Nama Ikonik Itu
- Rosan Luruskan Fakta: LG Tidak Mundur Tapi Diputus, Penggantinya Huayou
Turun Peringkat, Jakarta Masih Belum Merdeka Dari Polusi Udara
Sabtu, 17 Agustus 2019 08:34 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Di Hari Kemerdekaan RI ke-74 yang jatuh pada hari ini, Sabtu (17/8), Indonesia masih belum memerdekakan diri dari polusi udara.
Berdasarkan laporan situs pemantau polusi udara, www.airvisual.com pada Sabtu (17/8) pukul 08.33 WIB, Jakarta kini berada di peringkat dua kota paling berpolusi di dunia, dengan indeks kualitas udara US AQ 158, dengan konsentrasi PM 2,5 sebesar 70 mikrogram per meter kubik.
Baca juga : Pagi Ini, Jakarta Ranking Dua Kota Paling Berpolusi Sedunia
Peringkat teratas dihuni Krasnoyarsk (Rusia) dengan indeks kualitas udara 165. Dalam jajaran lima besar kota paling berpolusi sedunia, di bawah Jakarta, terdapat Shanghai (China) 155, Chengdu (China) 146, dan Kabul (Afghanistan) 136.
Pontianak Ranking Satu
Baca juga : Cedera, Serena Kasih Gelar ke Bianca
Di lingkup nasional, ranking satu kota paling berpolusi di Indonesia ditempati oleh Pontianak, dengan indeks kualitas udara US AQI 248. Disusul kemudian oleh Tangerang Selatan 182, Purwakarta 180, Cikampek 178, dan Bekasi 176.
Tingginya tingkat polusi di Pontianak, yang merupakan Ibu Kota Kalimantan Barat terutama disebabkan oleh tingginya tingkat kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Baca juga : Perkembangan Startup Jakarta Setara Seoul Dan Tokyo
Data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Sabtu (17/8) pukul 08.57 menunjukkan adanya 455 hotspot atau titik panas karhutla di Kalimantan Barat.
Indeks kualitas udara di Pontianak yang menyentuh angka 248, masuk dalam kategori Sangat Tidak Sehat (201-300). Kategori ini dapat menimbulkan efek kesehatan berupa memburuknya penyakit jantung dan paru-paru secara signifikan, kematian dini penderita kardiopulmoner, dan meningkatnya risiko pernapasan populasi umum. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya