Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Deg-degan Perang Dunia III, Mahathir Minta Malaysia Siapkan Rencana Darurat

Jumat, 24 Februari 2023 21:08 WIB
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad (Foto: Reuters)
Mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad (Foto: Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyampaikan pandangannya soal kemungkinan meletusnya Perang Dunia III, yang saat ini tengah menjadi kekhawatiran global. 

Terutama, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklirnya, di tengah perang Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Sekalipun sudah setahun berlangsung.

"Penting bagi Malaysia untuk memiliki contingency plan (rencana darurat), untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III. Sekalipun saat ini tengah menghadapi masalah kelangkaan dan inflasi," kata Mahathir via Twitter, Jumat (24/2).

Mahathir berpendapat, perang antara Ukraina dan Rusia saar ini, disebabkan oleh kecintaan orang Eropa pada perang, hegemoni, dominasi.

Kata Mahathir, dulunya, Rusia adalah mitra Eropa Barat (termasuk AS dan Kanada) dalam perang melawan Jerman.

Baca juga : Berantas Mafia Bola Harga Mati, Kapolri Siap Hidupkan Lagi 15 Sub Satgas

"Saat Jerman dikalahkan, Barat menyatakan bahwa Rusia, mitra mereka, adalah musuh baru mereka. Jadi, mereka harus mempersiapkan perang melawan Rusia. Sementara NATO, dibentuk untuk membentuk aliansi militer melawan Rusia," jelas Mahathir via Twitter, Jumat (24/2).

Rusia kemudian mendirikan Pakta Warsawa. Perang dingin pun terjadi. Dunia harus memilih antara barat dan timur.

Setelah Rusia membubarkan Pakta Warsawa dan mengizinkan negara-negara Uni Republik Sosialis Soviet meninggalkan blok tersebut, NATO tidak bubar.

Sebaliknya, negara-negara yang dibebaskan dari hegemoni Rusia didesak untuk bergabung dengan NATO, sebagai musuh Rusia. Tekanan terhadap Rusia yang melemah pun meningkat

"Ketika bekas republik sosialis bergabung dengan NATO dan ancaman terhadap negaranya meningkat, Rusia membangun kembali kemampuan militernya dan menghadapi aliansi barat yang kuat. Ketegangan meningkat, ketika pasukan NATO melakukan latihan di dekat Rusia," beber Mahathir.

Baca juga : Sri Mulyani Tarik Minat Investor Negeri Sakura

Selain itu, juga ada provokasi di Timur Jauh. Kunjungan pejabat tinggi AS ke Taiwan beberapa waktu lalu, memicu peningkatan ketegangan antara China dan Taiwan.

Sejauh ini, AS telah menjual banyak senjata ke Taiwan, sementara China menjadi lebih agresif.

Waspada

Pengamat Politik Muhammad Qodari memiliki pendapat yang tak jauh beda dengan Mahathir, terkait situasi global saat ini.

Menurutnya, pemerintah harus mempersiapkan doomsday scenario untuk menyelamatkan Indonesia jika terjadi perang nuklir.

Baca juga : Muzani: Peran Pendamping Desa Penting Atasi Kemiskinan Dan Stunting

"Harus ada contingency plan (rencana darurat) di bidang kesehatan, keamanan, pangan dan ekonomi. Anggap saja kita mengantisipasi bencana global seperti Covid-19," jelas Qodari dalam pesan singkatnya, Jumat (24/2).

Selain itu, Qodari juga meminta masyarakat Indonesia, agar mewaspadai kepentingan dan permainan negara asing dalam konteks perang pengaruh yang kini mengglobal, antar negara-negara super power.

"Jangan sampai, dinamika dan agenda domestik seperti pemilu dijadikan arena oleh negara-negara tersebut untuk menganggu stabilitas dan kemandirian Indonesia," pungkasnya. ■

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.