Dark/Light Mode

Menlu Retno: Tanpa Aksi Nyata Yang Tegas, Bencana Nuklir Hanya Soal Waktu

Rabu, 1 Maret 2023 21:49 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Rabu 91/3), (Foto: YouTube)
Menlu Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual, Rabu 91/3), (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, selama lebih dari seperempat abad, dunia tidak memiliki kemajuan dalam upaya perlucutan senjata nuklir. Dunia tanpa senjata nuklir, masih jauh dari realita.

Conference on Disarmament tidak lagi menghasilkan outcome yang berarti, untuk memastikan dunia yang bebas senjata nuklir.

Retno bilang, kemandekan itu disebabkan oleh tidak adanya kemauan politik. Terlebih, situasi keamanan global saat ini sangat kompleks. Mentalitas Perang Dingin masih ada.

"Di tengah situasi ini, negara-negara pemilik senjata nuklir terus memodernisasi persenjataan nuklir dan bersikukuh dengan nuclear deterrence dalam doktrin militer mereka. Tanpa aksi nyata yang tegas, saya sampaikan bahwa bencana nuklir hanya soal waktu," kata Retno dalam High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss yang disampaikan lewat konferensi pers virtual, Rabu (1/3).

Dia bilang, risiko ini semakin besar, seiring menajamnya rivalitas antar kekuatan besar.

Baca juga : Menperin: Jokowi Minta Nama Kijang Tetap Dipertahankan

Rusia bahkan menangguhkan partisipasinya dalam Traktat Pengurangan Senjata Nuklir dengan Amerika Serikat, yang disebut the New START.

Untuk itu, Retno mendorong tiga hal secara khusus. Pertama, membangkitkan kembali kemauan politik. Hal ini penting untuk memastikan adanya aksi nyata untuk mencapai perlucutan senjata nuklir.

Salah satu hal penting adalah tercapainya Negative Security Assurances yang mengikat secara hukum. Ini menjamin, negara pemilik senjata nuklir tidak akan menggunakan senjata nuklir kepada negara non-pemilik senjata nuklir.

Kedua, memperkuat arsitektur perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi. Salah satunya dengan mendorong ratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir.

"Saat ini, Indonesia tengah dalam proses ratifikasi Traktat tersebut. Kita harapkan, negara-negara lain juga melakukan hal yang sama," beber Retno.

Baca juga : Menlu Retno: Isu Myanmar Bukan Penghalang Kemajuan ASEAN

Selain itu, penggunaan nuklir untuk tujuan damai harus betul-betul dijaga agar tidak diselewengkan menjadi senjata.

Ketiga, memfasilitasi kepatuhan terhadap zona bebas senjata nuklir.

Zona bebas senjata nuklir merupakan elemen penting dalam mewujudkan perlucutan senjata nuklir global. Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia akan terus memajukan zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara melalui penandatanganan Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara, atau disebut Bangkok Treaty, oleh negara pemilik senjata nuklir.

Dalam pertemuan, sejumlah negara menyampaikan concern yang sama dengan Indonesia agar semua pihak menunjukkan political will untuk mencapai kemajuan perlucutan senjata.

Perang di Ukraina, termasuk perkembangan terakhir terkait mundurnya Rusia dari New START Treaty, masih menjadi keprihatinan banyak negara yang semakin meningkatkan risiko penggunaan senjata nuklir.

Baca juga : Puluhan Anak Keracunan Pangan, Kemenkes Haramkan Penjualan Chikbul

Keprihatinan terhadap proliferasi senjata nuklir di Semenanjung Korea, isu JCPOA, dan rezim verifikasi safeguards IAEA banyak diangkat negara-negara dalam pertemuan.

"Sejauh ini, belum ada proposal konkret yang disampaikan negara-negara, untuk mendorong perkembangan yang signifikan dalam konferensi tersebut. Sejumlah negara menyampaikan apresiasi atas pernyataan Indonesia dalam pertemuan yang dinilai konstruktif," pungkas Retno. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.