Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jadi Presiden China 3 Periode, Xi Jinping Cetak Sejarah

Jumat, 10 Maret 2023 22:53 WIB
Presiden China Xi Jinping dalam sumpah jabatan di awal periode ketiga kepemimpinannya, Jumat (10/4). (Foto:AFP via CNA)
Presiden China Xi Jinping dalam sumpah jabatan di awal periode ketiga kepemimpinannya, Jumat (10/4). (Foto:AFP via CNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden China Xi Jinping akhirnya mencetak sejarah sebagai pemimpin paling kuat di Negeri Tirai Bambu. Hari ini, Jumat (10/3), Xi sukses memperpanjang masa jabatan lima tahun ketiga. 

Hampir 3.000 anggota parlemen China, Kongres Rakyat Nasional (NPC), memilih Jinping dengan suara bulat di Great Hall of People, Beijing, Jumat (10/3).

Xi yang saat ini berusia 69 tahun, juga menerima suara bulat untuk masa jabatan ketiga sebagai Ketua Komisi Militer Pusat China.

Setelah terpilih kembali, Xi mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangan kirinya di atas salinan kulit merah konstitusi China.

“Saya bersumpah akan setia pada konstitusi Republik Rakyat China, menjunjung tinggi wibawa konstitusi, menjalankan kewajiban undang-undang, setia kepada ibu pertiwi, setia kepada rakyat,” tegas Xi dalam sumpah jabatan, seperti dikutip Channel News Asia, Jumat (10/3).

Dalam momen tersebut, Xi mengangkat tangan kanan dan meletakkan tangan kirinya, di atas buku merah Konstitusi China.

Dia berjanji akan menunaikan tugasnya dengan penuh kejujuran dan kerja keras.

Baca juga : Presiden Yoon Mau Ketemuan PM Jepang, Korsel Bakal Ukir Sejarah

Dalam sumpahnya yang disiarkan langsung di seluruh negeri, Xi bersumpah untuk membangun negara sosialis modern yang makmur, kuat, demokratis, beradab, harmonis, dan hebat.

Perubahan Konstitusi

Jalan tiga periode untuk Xi terbentang lebar, setelah perubahan konstitusi China pada tahun 2018, yang menghapus batas masa jabatan.

Pemungutan suara pada hari ini lebih bersifat seremonial, karena Xi telah mengunci masa jabatan ketiga yang bersejarah sebagai Kepala Partai Komunis China dalam kongres partai besar pada Oktober lalu.

Dia menyegel posisinya sebagai penguasa paling kuat di China, setelah Mao Zedong.

Perubahan kepemimpinan di China yang terjadi setiap lima tahun, biasanya sangat mirip dengan perombakan yang diumumkan di kongres partai.

Zhao Leji (66) terpilih sebagai ketua parlemen yang baru dan Han Zheng (68) sebagai wakil presiden yang baru.

Baca juga : Presiden Minta Wapres Pantau Lokasi Kebakaran Plumpang

Keduanya berasal dari tim pemimpin partai Xi sebelumnya, di Komite Tetap Politbiro.

Kepemimpinan Baru 

Selama pemungutan suara, Xi mengobrol santai dengan  Li Qiang, kandidat orang nomor 2 di China, yang duduk di sebelah kirinya.

Sebelumnya, mantan ketua partai Shanghai dan sekutu dekat Xi bertugas mengatur perekonomian.

Pejabat lain yang disetujui Xi juga akan dipilih atau ditunjuk pada akhir pekan mendatang. Termasuk wakil perdana menteri, gubernur bank sentral, dan banyak menteri serta kepala departemen lainnya.

Sesi parlemen tahunan pertama sejak China mencabut tiga tahun pembatasan Covid-19, akan berakhir pada Senin (13/3).  Di akhir sesi, Xi akan memberikan pidato yang diikuti sesi tanya jawab media oleh Li.

Selama sesi hari Jumat, Xi dan puluhan pemimpin puncak lainnya di atas panggung tidak mengenakan masker. Namun, semua orang di auditorium yang luas itu mengenakannya.

Baca juga : Kalau Jadi Presiden, Anies Janji Teruskan Program IKN Nusantara

Desember 2022, China mengakhiri kebijakan nol-Covid secara tiba-tiba. Menyusul protes nasional yang sangat tidak biasa.

Imbasnya, gelombang Covid teranyar dilaporkan menginfeksi sebagian besar dari 1,4 miliar orang China. Namun, daat ini, China belum merilis penghitungan lengkap kematian terkait.

Xi, yang telah membawa China ke arah yang lebih otoriter sejak mengambil kendali satu dekade lalu, memperpanjang masa jabatannya di tengah tingginya tensi dengan Washington dan Barat terkait Taiwan, dukungan Beijing terhadap Rusia, perdagangan, dan hak asasi manusia.

Di dalam negeri, China yang merupakan negara ekonomi terbesar kedua di dunia, menghadapi pemulihan yang menantang dari tiga tahun kebijakan nol-Covid, melemahnya tingkat kepercayaan antara konsumen dan kalangan bisnis. Serta melemahnya permintaan global terhadap produk China.

Tahun lalu, China tumbuh hanya 3 persen. Ini adalah kinerja terburuk dalam beberapa dekade.

Tahun ini, Beijing menetapkan target pertumbuhan sederhana, di angka sekitar 5 persen. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.