Dark/Light Mode

Presiden Yoon Mau Ketemuan PM Jepang, Korsel Bakal Ukir Sejarah

Kamis, 9 Maret 2023 22:13 WIB
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol (Foto: Instagram)
Presiden Korsel Yoon Suk-yeol (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol dan istri, Kim Keon Hee, dijadwalkan mengunjungi Jepang pada 16-17 Maret mendatang, atas undangan Tokyo.

Dia akan menggelar pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.

Asal tahu saja, ini adalah kunjungan pertama Presiden Korsel dalam 12 tahun terakhir, setelah Seoul mengumumkan rencana mengakhiri perselisihan yang berlarut-larut, sejak masa kerja paksa di zaman perang beberapa dekade lalu.

"Kunjungan itu akan menjadi tonggak penting dalam peningkatan dan pengembangan hubungan antara Korsel dan Jepang," demikian pernyataan Kantor Presiden Korsel, seperti dikutip Reuters, Kamis (9/3).

Baca juga : UMKM Sahabat Sandi Gelar Bazar Sembako Murah

Senin (6/3) lalu, Korsel telah mengumumkan rencana pemberian kompensasi kepada para korban kerja paksa di bawah pemerintahan kolonial Jepang pada tahun 1910-1945. 

Sebagai bagian dari upaya mengakhiri perselisihan yang melemahkan upaya pimpinan AS, untuk menghadirkan front persatuan melawan China dan Korea Utara.

“Korsel adalah tetangga penting yang harus kita ajak bekerja sama, dalam mengatasi berbagai masalah di komunitas internasional,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno dalam jumpa pers.

Dia berharap, kunjungan Presiden Yoon ke Jepang, dapat membuat hubungan persahabatan dan kerja sama Jepang-Korea yang telah terjalin sejak normalisasi hubungan diplomatik, dapat semakin berkembang.

Baca juga : Presiden Tinjau Kawasan KIPI hingga Bertemu Nelayan Di Kaltara

Matsuno mengaku belum dapat menjelaskan agenda potensial pertemuan tersebut, karena belum ada yang diputuskan.

Namun, dia berharap, kedua negara dapat memperluas kerja sama di bidang keamanan, ekonomi, dan budaya. Serta merevitalisasi people to people exchange untuk mengatasi sejarah kelam di masa lalu dan bergerak maju ke masa depan.

Selasa (7/3) lalu, Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Jepang untuk meningkatkan kerja sama keamanan. Termasuk, hubungan trilateral dengan Amerika Serikat.

Washington disebut telah mendesak Korsel dan Jepang untuk berdamai. Dalam konteks ini, rencana pertemuan kedua negara dianggap sebagai terobosan.

Baca juga : Presiden Dan Komnas Perempuan Bahas Penanganan Kasus HAM Masa Lalu

Namun, beberapa korban kerja paksa era perang bersumpah menolak kompensasi. Mereka bahkan menyiapkan panggung untuk pertempuran politik dan hukum yang lebih besar. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.