Dark/Light Mode

Jawab Tantangan Mahathir

PM Anwar Ibrahim: Dia Minta Bukti, Saya Akan Kasih...

Jumat, 7 April 2023 22:16 WIB
PM Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) dan mantan PM Mahathir Mohammad (Foto: Malay Mail/The Straits Times)
PM Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) dan mantan PM Mahathir Mohammad (Foto: Malay Mail/The Straits Times)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengaku siap memberikan bukti untuk mendukung klaimnya, terhadap pendahulunya: Mahathir Mohamad.

"Saya tidak ingin berkelahi. Dia minta bukti, saya akan kasih. Tak masalah,” kata Anwar, seperti dikutip The Straits Times, Jumat (7/4).

Sekadar latar, dalam pidatonya di kongres Partai Keadilan Rakyat pada 18 Maret, Anwar menyebut seseorang yang telah berkuasa selama 22 tahun dan tambahan 22 bulan, menggunakan posisinya untuk memperkaya diri dan keluarganya.

Meski tak menyebut nama Mahathir, Anwar mengungkap satu clue. Dia bilang, sosok itu mengeluhkan orang Melayu yang kehilangan dominasi, tak lama setelah dia tidak lagi berkuasa.

Beberapa hari kemudian, Mahathir mengatakan, Anwar tak merujuk mantan perdana menteri lain selain dia. "Karena saya berkuasa selama 22 tahun dan 22 bulan," ujarnya.

Baca juga : Haedar Terima Kunjungan Mahfud, Bahas Pemilu Hingga Pemberantasan Korupsi

Mahathir yang kini berusia 97 tahun, tercatat dua kali menjabat perdana menteri dua kali. Dalam periode 1981 hingga 2003, dan 2018 hingga 2020. Dia telah dua kali mengundurkan diri.

Mahathir kehilangan kursi parlemen di Langkawi dalam Pemilu 2022.

Atas tuduhan Anwar, Mahathir mengirimkan surat hukum bertanggal 27 Maret. Dia meminta mantan wakilnya, untuk mencabut klaim “fitnah” dalam waktu tujuh hari atau bersiap menghadapi tindakan hukum.

Mahathir lalu menyetujui perpanjangan hingga 17 April, menyusul permintaan dari tim hukum Anwar.

Anwar mengaku, Mahathir telah berkontribusi terhadap pembangunan Malaysia. Namun, Anwar juga menyebut, Mahathir telah melakukan beberapa kerusakan saat menjadi orang nomor 1 di Malaysia. Termasuk, menciptakan persepsi negatif terhadap masyarakat Melayu. Seperti melabeli mereka dengan kata pemalas dan pelupa.

Baca juga : Ganjar Ajak Ratusan Pemuda Muhammadiyah Optimalkan Seluruh Potensi

“Itu tidak benar. Ras mana yang tidak memiliki orang malas atau pelupa? Setiap ras memiliki orang-orang seperti itu. Bangsa Melayu telah melahirkan tokoh-tokoh besar, pemikir dan juga intelektual. Jangan melontarkan hinaan seperti itu,” cetus Anwar.

Mahathir dan Anwar, dulunya memiliki hubungan dekat. Mahathir bahkan menganggap Anwar sebagai teman dan anak didiknya.

Tahun 1993, Anwar menjadi Wakil Perdana Menteri Malaysia, mendampingi Mahathir. Namun di tengah jalan, pada 1998, terjadi ketidaksepakatan tentang cara menangani krisis keuangan Asia.

Mahathir bilang, Anwar tidak layak memimpin “karena karakternya”.

Tahun 1998, Anwar dipecat dari jabatan Wakil Perdana Menteri. Dia dijebloskan ke bui atas kasus sodomi dan korupsi, tuduhan yang konon bermotivasi politik.

Baca juga : Hadapi Tantangan Perubahan, Adaro Kembangkan Budaya Bad News First

10 tahun berselang, Anwar menikmati udara kebebasan, atas bantuan Mahathir.

Setelah beberapa dekade permusuhan, Anwar dan Mahathir kompak menggulingkan koalisi Barisan Nasional (BN) yang saat itu berkuasa.

Dua tahun kemudian, keduanya berselisih lagi. Pemerintahan Pakatan Harapan yang berusia 22 bulan, berakhir. Malaysia pun terjerumus ke dalam suatu periode ketidakstabilan.

Di Pemilu 19 November 2022, koalisi Anwar dan Muhyiddin Yassin tak memperoleh cukup kursi untuk membentuk pemerintahan. Baik Anwar atau Muhyiddin Yassin 

Situasi ini baru teratasi, ketika Anwar mendapatkan dukungan dari Barisan Nasional yang dipimpin UMNO, partai yang pernah dipimpin Mahathir, untuk membentuk pemerintahan persatuan. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.