Dark/Light Mode

Tim Bantuan Kemanusiaan Alami Kekerasan

RI, Singapura, AS Kecam Myanmar

Rabu, 10 Mei 2023 06:29 WIB
PM Kamboja Hun Sen (tengah) dan istri, Rany tiba di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, disambut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa, 9 Mei 2023. (Foto Twitter @peaktranet)
PM Kamboja Hun Sen (tengah) dan istri, Rany tiba di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, disambut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa, 9 Mei 2023. (Foto Twitter @peaktranet)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia, Singapura dan Amerika Serikat (AS) mengecam serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan dari ASEAN ke Negara Bagian Shan, Myanmar (Burma), Senin (8/5).

Serangan ini dilakukan menjelang para petinggi negara anggota ASEAN berkumpul di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9-11 Mei. Mereka membahas banyak isu. Salah satunya, Myanmar.

Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan, diplomat Indonesia tidak terluka dalam insiden penembakan konvoi di Kota Taunggyi, Negara Bagian Shan, Myanmar, Minggu (7/5).

Berdasarkan info Kemlu, rombongan Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk Manajemen Bencana (AHA Centre) yang mencakup perwakilan Kedutaan Besar Indonesia dan Singapura hendak memberikan bantuan ke Myanmar.

Juru Bicara Kemlu Indonesia, Teuku Faizasyah mengatakan, dua diplomat Indonesia dalam keadaan baik. Menurutnya, insiden penembakan ini masih perlu diselidiki lebih jauh. Faizasyah menegaskan, sejauh ini Kemlu baru memastikan bahwa diplomat itu selamat.

Baca juga : Atase Kejaksaan Gercep Pulangkan 20 Pekerja Informal Di Myanmar

Dia menerangkan, diplomat itu kini berada di Kota Yangon, Myanmar. Dia juga mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan diplomat tersebut.

“Kami berkomunikasi dengan mereka. Kini mereka sedang di Yangon,” ujar Faizasyah.

Sementara Kementerian Luar Negeri Singapura mengatakan, dua staf kedutaan mereka di Yangon merupakan bagian dari konvoi yang diserang. Namun demikian, mereka dinyatakan selamat dan telah kembali ke Yangon.

Singapura menyampaikan pentingnya untuk menjaga keselamatan personel kemanusiaan dan diplomatik, guna memastikan bahwa mereka dapat melanjutkan operasi dan memberikan bantuan yang diperlukan kepada yang membutuhkan.

“Singapura mendesak semua pihak menahan diri dari kekerasan, sesuai dengan konsensus lima poin. Hanya dialog konstruktif di antara semua pemangku kepentingan utama di Myanmar yang dapat memfasilitasi solusi damai untuk kepentingan rakyat Myanmar,” demikian dikutip dari keterangan Kemlu Singapura di lama web mereka.

Baca juga : Rupiah Kembali Perkasa Jelang Akhir Pekan

Sedangkan Departemen Luar Negeri AS juga menyuarakan kekecewaan mereka atas insiden tersebut.

“Kami sangat prihatin dengan laporan bahwa penyerang tak dikenal di Burma menembaki konvoi AHA Centre di bawah pengawalan militer,” ujar Juru Bicara Deplu AS, Matthew Miller, dalam pernyataan tertulis, kemarin.

Miller mengatakan, serangan di Negara Bagian Shan ini terjadi ketika kekerasan rezim dan pengabaian aturan hukum telah menyebabkan ketidakstabilan yang lebih besar di lapangan. Sementara rezim junta militer Myanmar terus mengabaikan komitmennya di bawah Lima Poin Konsensus, termasuk menghentikan kekerasan dan memungkinkan akses kemanusiaan tanpa hambatan.

Dia menambahkan, AS menyeru junta Myanmar untuk menerapkan Lima Poin Konsensus ASEAN serta menghormati aspirasi demokrasi rakyat yang telah menunjukkan bahwa mereka tidak ingin hidup di bawah tirani militer.

“Rezim militer harus mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional. Termasuk aturan tentang perlindungan personel diplomatik dan warga sipil. AS akan terus bekerja dengan ASEAN dan sekutu serta mitra kami di seluruh komunitas internasional untuk mendukung Burma menuju pemerintahan inklusif dan demokratis jangka panjang,” tutur Miller.

Baca juga : Hanura Tak Gentar

Untuk diketahui, konsensus yang dimaksud mengacu pada rencana perdamaian yang disepakati antara ASEAN dan Junta pada 2021. Konsensus yang belum diterapkan itu sebelumnya dicapai beberapa bulan setelah penggulingan Pemerintah terpilih peraih Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi.

Seperti diketahui, serangan tersebut dilakukan jelang puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menekankan perlunya mengakhiri kekerasan. Dia juga menegaskan, serangan tersebut tidak akan memengaruhi tekad ASEAN, yang tahun ini dipimpin Indonesia, untuk menyerukan penghentian kekerasan.

“Indonesia sekali lagi menyerukan diakhirinya kekerasan. Berhenti menggunakan kekerasan… Karena warga akan menjadi korban, tidak ada yang akan muncul sebagai pemenang dalam hal ini,” ujarnya.

Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia telah meluncurkan upaya senyap untuk membuat terobosan penanganan krisis di Myanmar. Kemlu Indonesia menyebut, para diplomat Indonesia telah mengadakan lebih dari 60 pertemuan dengan semua pihak yang terlibat.

Mengenai serangan kepada konvoi bantuan ASEAN itu, Pemerintah Persatuan Nasional bayangan Myanmar, yang bersekutu dengan milisi anti-junta, Pasukan Pertahanan Rakyat mengatakan bahwa tidak mengetahui serangan tersebut. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.