Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Setelah Iran dan Turki, Rusia Tawarin Senjata ke Saudi

Selasa, 17 September 2019 17:07 WIB
Presiden Vladimir Putin (kanan) bersama Raja Salman bin Abdulaziz. (Foto RTE)
Presiden Vladimir Putin (kanan) bersama Raja Salman bin Abdulaziz. (Foto RTE)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan perlengkapan anti rudal dan drone atau pesawat nirawak pada Arab Saudi pasca serangan ke fasilitas minyak Saudi, Aramco,  Sabtu pekan lalu. Tawaran Putin menyusul tawaran bantuan militer dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Tawaran Putin ke Saudi sama dengan yang pernah ditawarkan Rusia ke Iran dan Turki. "Kami siap memberikan bantuan kepada Arab Saudi. Sangat bijak bagi pemimpin Saudi membeli sistem rudal S-300 dari Rusia. Sebelumnya Presiden Turki sudah membeli S-400 sistem pertahanan dari Rusia," ujar Putin dalam pertemuan soal Suriah di Ankara, Turki,  dikutip Reuters.

Menurut Putin, senjata-senjata buatan Rusia akan melindungi setiap fasilitas infrastruktur Arab Saudi.

Baca juga : Jadi Juri Indonesian Idol Lagi, Maia Estianty Cari Penyanyi Paket Lengkap

Akhir pekan lalu, pabrik pengolahan minyak milik Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais menjadi sasaran serangan sejumlah pesawat nirawak. Trump mengatakan menyiapkan senjata untuk menanggapi serangan terhadap infrastruktur minyak Arab Saudi. Ini adalah pertama kalinya Presiden Trump mengisyaratkan potensi respons militer AS terhadap serangan itu. Imbas serangan ini memangkas produksi minyak Saudi hingga 50 persen dan membuat kerajaan serta AS mengumumkan, mereka dapat memanfaatkan cadangan strategis mereka.

"Pasokan minyak Arab Saudi diserang. Ada alasan untuk percaya bahwa kita tahu pelakunya, dikunci dan dimuat tergantung pada verifikasi, dari Kerajaan siapa yang mereka percaya adalah penyebab serangan ini, " ujar Trump melalui Twitter. AS menuding Iran sebagai dalang di balik insiden tersebut. Namun, pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, mengklaim melakukan serangan itu. 

Tetapi Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan tidak ada bukti serangan dari Yaman. "Amerika Serikat akan bekerja dengan mitra dan sekutu kami untuk memastikan bahwa pasar energi tetap dipasok dengan baik dan Iran bertanggung jawab atas agresi," kata  Pompeo.

Baca juga : Tanggapi Serangan Ke Aramco, Trump Siapkan Senjata

Tuduhan mendapat tanggapan keras dari Teheran, di mana juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi mengatakan: "Pernyataan itu dirancang untuk merusak reputasi Iran dan memberikan alasan untuk tindakan di masa depan terhadap Iran,” tambahnya.

Baghdad, yang terjebak di antara dua sekutu utamanya -,Teheran dan Washington,- juga membantah memiliki kaitan dengan serangan di tengah spekulasi media bahwa drone itu diluncurkan dari Irak.

Penguasa de facto Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan kerajaan itu bersedia dan mampu menanggapi agresi teroris itu.

Baca juga : Inilah Cara Wiranto Berikan Arahan Penguatan Penanggulangan Karhutla

“Tetapi serangan kepada ladang minyak Iran sangat tidak mungkin," kata pakar Timur Tengah James Dorsey kepada AFP.

“Arab Saudi tidak ingin konflik terbuka dengan Iran. Saudi ingin yang lain berperang, dan yang lain enggan," kata Dorsey, dari Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.