Dark/Light Mode

Mega Yakin, Korea Bersatu Akan Segera Terwujud

Selasa, 27 Agustus 2019 08:13 WIB
Megawati Soekarnoputri (tengah), menjadi salah satu pembicara utama pada DMZ International Forum on the Peace Economy 2019 di Seoul, Korea Selatan. (Foto: Istimewa)
Megawati Soekarnoputri (tengah), menjadi salah satu pembicara utama pada DMZ International Forum on the Peace Economy 2019 di Seoul, Korea Selatan. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden RI Ke-5 Megawati Soekarnoputri yakin, suatu saat akan terjadi reunifikasi Korea atau Korea bersatu. Apalagi, pengalaman di Jerman sudah menunjukkan bahwa Jerman Barat dan Jerman Timur bisa bersatu. Meski dulu banyak yang melihatnya sebagai hal yang mustahil.

Hal itu diungkap oleh Mega saat berbincang dengan wartawan usai tiba di Seoul, Korea Selatan, Senin (26/8) malam waktu setempat.

Mega hadir di kota itu, untuk menjadi salah satu pembicara utama pada DMZ International Forum on the Peace Economy.

"Saya memang sudah 'langganan' bila ada pertemuan dan konferensi mengenai perdamaian di Korea. Sebab, selain dikenal sebagai orang Indonesia, saya adalah putri Bung Karno, Proklamator RI yang berhubungan baik dengan pemimpin kedua Korea sejak dulu," ujar Mega.

Baca juga : BMKG: Kalimantan, Satu-satunya Pulau Dengan Aktivitas Kegempaan Terendah

"Bung Karno kenal mendiang Kim Il Sung yang merupakan kakek dari Presiden Korea Utara saat ini, Kim Jong Un. Sedangkan saya, kenal dengan Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un," imbuhnya.

Mega mengaku, ia sudah berkali-kali bertemu dan berkomunikasi dengan pemimpin kedua Korea. Dari pertemuan tersebut, Mega menangkap ada keinginan dari kedua belah pihak, untuk melakukan sebuah hubungan kembali, setelah "terpisah" .

"Pada kenyataannya, formulasi yang saya sampaikan pada almarhum Kim Jong Il pada waktu itu, maupun pada Presiden Korsel saat itu Roh Mo Hyun, itu sebenarnya sudah saya lihat hubungannya mendekat. Tapi kita sendiri mengerti, ada perkembangan politik tersendiri," ujar Mega.

Namun, keinginan kuat untuk menghubungkan kembali persaudaraan itu masih kuat. Dan kembali seperti gayung bersambut, di era pemimpin Korut saat ini.

Baca juga : Media Asing Harus Objektif Beritakan Papua

Mega senang, diminta kembali untuk membantu menyelesaikan berbagai persoalan di antara kedua Korea. Mega meminta, apa pun kondisinya, tak ada yang menyerah untuk perjuangan ke arah perdamaian kedua negara.

"Saya bilang, jangan menyerah. Karena apa pun, tidak hanya persoalan politik saja. Ini masalah kekeluargaan yang dipecah sedemikian rupa, akibat politik. Sehingga, tentunya, saya sangat yakin mereka akan menjadi satu negara kembali," harap Mega.

"Mungkin nanti, satu negara dua sistem. Karena kalau kita lihat kan, Jerman akhirnya bisa bersatu. Padahal, ketika itu itu, rasanya tidak mungkin," tegas Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu.

Untuk diketahui, reunifikasi Jerman berlangsung pada 3 Oktober 1991. Ketika itu, mantan daerah Republik Demokratis Jerman atau Jerman Timur digabungkan ke dalam Republik Federal Jerman atau Jerman Barat.

Baca juga : Di Teriknya Washington DC, Upacara Kemerdekaan Berlangsung Khidmat dan Meriah

Selepas pemilihan umum bebas pertama Jerman Timur pada 18 Maret 1990, rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman Barat selesai dalam satu kesatuan perjanjian. Negara Jerman yang telah bersatu, menjadi anggota Komunitas Eropa dan NATO.

Keberadaan Mega di Seoul adalah dalam rangka mengikuti DMZ International Forum on the Peace Economy. Di ajang tersebut, Mega akan menjadi salah satu pembicara utama, bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, mantan PM Jepang Yukio Hatoyama, Presiden Pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting lainnya dari Rusia, AS, dan Norwegia. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.