Dark/Light Mode

KF-21/IFX, Masa Depan Kerja Sama Indonesia – Korsel Di Bidang Teknologi

Selasa, 31 Oktober 2023 19:28 WIB
Kerja sama jet tempur KF-21/IFX adalah wujud kerja sama RI-Korsel di bidang pertahanan dan teknologi. (Foto: Marapi Consulting)
Kerja sama jet tempur KF-21/IFX adalah wujud kerja sama RI-Korsel di bidang pertahanan dan teknologi. (Foto: Marapi Consulting)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tahun 2023 merupakan peringatan 50 tahun hubungan bilateral Indonesia – Korea Selatan (Korsel), sebuah kemitraan yang telah menciptakan peluang dan membuahkan hasil di berbagai bidang bagi kedua negara. Mulai dari barang konsumsi, elektronik, hingga kendaraan listrik.

Sejauh ini, kemitraan Indonesia – Korsel telah memberikan manfaat timbal balik dan berkontribusi terhadap kemakmuran kedua negara.

Ini adalah kemitraan yang akan terus berlanjut di masa depan, di saat Asia menjadi inti pertumbuhan ekonomi global.

Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Marapi Consulting & Advisory Benny Junito, penyelenggara seminar hibrid bertema “KF-21/IFX Masa Depan Kerjasama Indonesia – Korea Selatan di Bidang Teknologi”, di Studio 2 Flix, Astha, District 8 SCBD, Jakarta, Selasa (31/10/2023).

“Acara ini menyajikan informasi terkait perkembangan kerja sama produksi Enam prototipe jet tempur KF-21 (Boramae) yang telah selesai, dan dinyatakan lulus uji terbang hingga Juni 2023, sebagai bagian dari tahap Engineering & Manufacturing Development (EMD),” papar Benny.

Baca juga : Pj Gubernur Jateng: Kemajuan Indonesia Di Tangan Pemuda

Karena itu kegiatan seminar ini tak hanya menghadirkan narasumber yang relevan, tetapi juga didukung dengan dukungan audiovisual terkini. Sesuai tema kemajuan, teknologi, dan menatap masa depan dalam Kerjasama KF-21/IFX Korea Selatan -Indonesia.

Sementara Direktur Program Marapi Consulting & Advisory Henwira Halim mengatakan, kerja sama produksi pesawat tempur KF-21/IFX yang merupakan pesawat tempur generasi 4.5 ini menandakan kolaborasi kedua negara, untuk serius membangun industri pertahanan dengan teknologi terdepan.

Halim yang berkesempatan langsung melihat beberapa prototipe KF-21 di hanggar Korean Aerospace Industries (KAI), yang mengawal produksi pesawat tempur ini di Sacheon dan pameran kedirgantaraan Seoul ADEX 2023 pada pertengahan Oktober 2023 optimistis, Korsel dan Indonesia dapat mewujudkan pengembangan pesawat tempur, dengan teknologi pesawat tempur yang sangat kompetitif dan bersaing.

Sementara Pakar Industri Pertahanan Alman Havas Ali mengatakan, program kerja sama KF-21/IFX ini memberikan kesempatan yang besar bagi PT Dirgantara Indonesia (DI), untuk mengakses pengetahuan baru dan pengalaman langsung dalam industri pesawat tempur bertekonologi maju.

Kegiatan tahapan EMD yang sudah berlangsung, tidak hanya menjadi langkah strategis dalam mengatasi kesenjangan sumber daya manusia Indonesia dalam industri dirgantara pasca 1998, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang signifikan. Dengan menjadikan Indonesia sebagai salah satu bagian dari rantai pasokan global untuk KF-21/IFX Boramae.

Baca juga : Ganjar-Mahfud Janjikan Kebebasan Sipil, Polisi Bakal Dapat Konseling Psikologis

“Peluang ekonomi ini seharusnya menjadi prioritas yang harus segera ditindaklanjuti dengan penguatan kesepakatan bisnis (B-to-B agreement) antara PT Dirgantara Indonesia dan KAI, sebelum KF-21/IFX memasuki tahap produksi dalam waktu dekat," jelas Alman.

Apabila peluang bisnis terkait global supply chain KF-21/IFX diambil Indonesia, manfaat ekonomis yang dihasilkan tentu akan bersifat jangka panjang. Mengingat Indonesia akan terus memasok berbagai komponen krusial KF-21/IFX, seperti left and right wings, vertical and horizontal tails, serta pylon selama KF-21/IFX tetap diproduksi KAI.

“Komitmen Indonesia untuk mempertahankan semangat kerja sama dan kemitraan yang telah terjalin selama 50 tahun terakhir dengan Korsel di berbagai bidang, juga diharapkan menguat dalam pengawalan kerja sama KF-21/IFX,” ungkap Beni Sukadis, pengamat pertahanan dan hubungan internasional dari Marapi Consulting & Advisory.

Beni merespon positif pernyataan Presiden Jokowi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang menegaskan komitmen pemerintah Indonesia terhadap kerja sama KF- 21/IFX ini.

Karena itu, Beni berharap, seminar ini dapat mendorong beberapa isu dan tantangan pada tahapan EMD, yang akan berakhir pada tahun 2026. Ini dapat menjadi perhatian pemerintah Indonesia.

Baca juga : Ketum ReJO: Masa Depan Indonesia Di Tangan Prabowo-Gibran

Namun, di tengah, harapan besar kedua negara, masih ada PR terkait pemenuhan kewajiban cost-share dari pemerintah Indonesia, yang tertunda sejak 2017.

Korsel adalah negara yang paling aktif berinvestasi pada infrastruktur Indonesia, termasuk berkontribusi paling besar dalam IKN dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik, yang menjadi perhatian terbesar Presiden Jokowi.

Korsel juga memperluas kuota izin kerja tahunan dari 8.300 menjadi 9.800 atas permintaan Indonesia.

Indonesia berada pada titik kritis, apakah akan serius melanjutkan hubungan kerjasama KF- 21/IFX dengan Korea Selatan, yang selama ini paling aktif berinvestasi di Indonesia.

“Dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan, Indonesia bersama Korea diharapkan terus maju dan berkembang bersama, menjadikan kemitraan ini sebagai salah satu contoh terbaik tentang bagaimana negara-negara dapat saling mendukung dan tumbuh bersama,” pungkas Henwira, yang juga menjadi moderator seminar ini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.