Dark/Light Mode

Demo Kenaikan Pajak Di Kenya, 13 Tewas, Ratusan Terluka

Rabu, 26 Juni 2024 17:28 WIB
Demo Kenaikan Pajak Di Kenya, 13 Tewas, Ratusan Terluka

RM.id  Rakyat Merdeka - Sedikitnya 13 pengunjuk rasa tewas dan bagian gedung parlemen terbakar dalam demo menentang usulan pajak baru di Gedung Parlemen, Nairobi, Kenya, Selasa (25/6/2024).

Dalam pidatonya pada Selasa (25/6/2024) malam, Presiden William Ruto mengatakan, pihaknya akan mengerahkan segala cara untuk menggagalkan upaya apa pun yang merusak keamanan dan stabilitas negara.

"Penjahat yang berpura-pura menjadi pengunjuk rasa damai dan meneror masyarakat, wakil rakyat, dan lembaga-lembaga yang didirikan berdasarkan konstitusi, jangan bermimpi bebas dari hukuman,” kata Ruto seperti dilansir BBC, Rabu (26/6/2024).

Beberapa kelompok menuduh pasukan keamanan bereaksi berlebihan dengan menggunakan amunisi hidup.

Kepada AFP, Presiden Asosiasi Medis Kenya Simon Kigondu mengatakan, jumlah korban jiwa masih mungkin bertambah. Apalagi, beredar laporan media sosial tak terverifikasi, yang menyebut puluhan orang ditembak mati oleh petugas keamanan semalam. Serta laporan kematian dalam demo serupa di daerah lain.

Protes terhadap RUU Keuangan yang antara lain mencakup kenaikan pajak, telah berlangsung di Kenya selama berhari-hari. Demo itu şemalın menjadi, saat anggota parlemen meloloskan RUU tersebut pada Selasa (25/6/2024).

Baca juga : Bapenda DKI Optimalkan Pelayanan Pajak Di Kantor Kecamatan Tanjung Priok

Para demonstran merangsek ke gedung parlemen, merusak interior dan membakar bagian-bagian kompleks. Ceremonial mace yang melambangkan otoritas legislatif, dicuri.

"Ada beberapa hal yang sulit dipahami, bagaimana Anda bisa mengenakan pajak 16 persen untuk roti? Bagaimana Anda bisa mengenakan pajak pada pembalut wanita?" kata Derrick Mwathu yang berusia 24 tahun.

Tak Bisa Dimaafkan

Ketua Parlemen Moses Wetangula memuji kaum muda, atas tanggapan terhadap RUU Keuangan dan kondisi ekonomi terkini.

"Namun, segala bentuk kekerasan, dolap tidak hormat dan perusakan properti, dan serangan terang-terangan terhadap institusi publik tidak bisa dimaafkan," ucap Wetangula.

Gereja Mengutuk

Jatuhnya korban jiwa dalam demo kenaikan pajak di Kenya, dikutuk secara luas oleh berbagai pihak. Termasuk pembela hak asasi manusia (HAM), pengacara, dan gereja.

"Kita seperti sedang berperan," cetus Wanjeri Nderu, Kepala Masyarakat Internasional Untuk Hak Asasi Manusia.

Baca juga : Penembakan Gereja Dan Sinagog Di Dagestan, Rusia, 6 Polisi Tewas 13 Luka

Uskup Katolik juga mengutuk tindakan polisi. Selain mengimbau polisi agar tidak menembak para pengunjuk rasa, dia juga mendesak pengunjuk rasa untuk tetap damai.

Sementara Law Society of Kenya meminta penyelidik kriminal internasional untuk membantu pencarian keadilan keluarga. Mereka memiliki laporan bahwa tentara melibatkan pengunjuk rasa di parlemen.

Respons PBB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku sangat sedih dengan laporan kematian dan cedera - termasuk jurnalis dan tenaga medis - yang terkait dengan protes dan demonstrasi jalanan di Kenya.

Dia mendesak otoritas Kenya untuk menurunkan tensi dan meminta demonstrasi berjalan damai.

Ratusan Terluka

Ratusan orang dilaporkan terluka, termasuk oleh peluru karet dan gas air mata. Di sebuah katedral di Nairobi di mana sebuah kamp medis telah didirikan untuk merawat pengunjuk rasa yang terluka, seorang reporter BBC menyaksikan para dokter dipaksa keluar dari gedung oleh tentara.

Unit sementara lainnya didirikan di luar unit darurat di Rumah Sakit Nasional Kenyatta.

Baca juga : Pesut Etam Kenalkan 3 Pemain Lokal

Mantan Presiden Uhuru Kenyatta mendesak dialog. Menurutnya, para pemimpin Kenya harus "tahu bahwa kekuasaan dan otoritas disumbangkan kepada mereka oleh rakyat".

Protes di Kenya telah menjadi berita utama di seluruh Afrika dan bagian lain dunia. Dua tokoh anti-kemapanan terkemuka di Afrika, pemimpin oposisi Uganda Bobi Wine, dan politisi radikal Afrika Selatan Julius Malema, telah menyatakan dukungan mereka untuk para pengunjuk rasa.

Negara-negara Barat pun telah menyatakan keprihatinan atas kekerasan, dan meminta semua pihak untuk mendinginkan situasi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.