Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Nasib Van Dijk Masih Belum Jelas Di Liverpool
- Terkesan Di Latihan Perdana, Kluivert Pede Garuda Menang Lawan Australia
- Indonesia Vs Australia, Pelatih Persib: Bawa Pulang 1 Poin Sudah Bagus
- Tim Kanguru Waspadai Kekuatan Skuad Garuda
- Pertamina Uji Coba Produksi Bioavtur dari Minyak Jelantah pada 2025

Prof. Dr. Ermaya Suradinata
RM.id Rakyat Merdeka - Warisan Bung Karno bagi bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perumusan Pancasila sebagai dasar negara. Bung Karno, sebagai Proklamator Kemerdekaan dan Presiden pertama Indonesia, meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah bangsa ini.
Salah satu warisan terpentingnya adalah Pancasila, yang dirumuskan sebagai sebuah ideologi untuk menyatukan bangsa Indonesia yang sangat beragam. Di mana setiap tanggal 1 Juni menjadi Hari Lahir Pancasila dan sekaligus menjadi momen istimewa bagi Indonesia, karena memiliki makna historis dan filosofis mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia.
Baca juga : Pancasila: Pilar Abadi Untuk Indonesia Maju
Waktu itu Bung Karno dibuang pemerintah kolonial Belanda di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 1934. Dalam pengasingannya, Bung Karno menggagas Pancasila, dasar negara yang hingga kini menjadi pondasi pemersatu Indonesia. Selama masa pengasingannya di Ende, Bung Karno banyak merenung dan mengembangkan gagasan-gagasan besar yang kelak menjadi landasan bagi negara Indonesia.
Di bawah pohon sukun di Ende, Bung Karno sering duduk dan berpikir tentang bagaimana menyatukan bangsa yang begitu beragam. Proses perenungan dan pemikiran ini melahirkan Pancasila yang kemudian disampaikan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila, dengan lima silanya, dirumuskan untuk menciptakan dasar negara yang dapat mengakomodasi keberagaman etnis, budaya, dan agama di Indonesia.
Baca juga : Pancasila Sebagai Panduan Di Tengah Tantangan Globalisasi
Lima sila Pancasila yang terdiri dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, merupakan refleksi dari nilai-nilai luhur yang hidup dalam masyarakat Indonesia.
Pancasila dirancang untuk menjadi landasan ideologis yang mampu menyatukan berbagai suku, agama, dan budaya di Indonesia. Maka pentingnya Pancasila dalam menyatukan bangsa Indonesia terlihat dari bagaimana setiap sila dalam Pancasila mewakili prinsip-prinsip dasar yang dapat mengakomodasi keberagaman masyarakat. Ketuhanan Yang Maha Esa misalnya, mencerminkan penghormatan terhadap keberagaman agama yang dianut oleh rakyat Indonesia. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menegaskan pentingnya sikap saling menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusia, yang esensial dalam menciptakan masyarakat yang harmonis. Persatuan Indonesia menekankan pentingnya rasa kebangsaan dan kesatuan di tengah-tengah perbedaan.
Baca juga : Kebebasan Pers Berdasarkan Pancasila
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menggarisbawahi prinsip demokrasi yang sesuai dengan budaya musyawarah yang telah lama menjadi tradisi dalam masyarakat Indonesia. Terakhir, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia memastikan bahwa pembangunan dan kesejahteraan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Dengan prinsip-prinsip ini, Pancasila bukan hanya menjadi dasar negara, tetapi juga panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya