Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Disambangi Dubes Myanmar, Ma`ruf Tanya Nasib Rohingya
Senin, 18 November 2019 20:00 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Nasib etnis minoritas Rohingya yang masih terusir dari kampung halaman mereka di Rakhine, Myanmar, menjadi perhatian banyak pihak. Tidak terkecuali Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin. Wapres Ma'ruf menanyakan kepastian kepulangan warga Rohingya kepada Duta Besar Myanmar untuk Indonesia Ei Ei Khun Aye, yang bertamu ke Istana Wapres, Senin petang (18/11).
"Iya, tadi beliau menanyakan progres pemulangan warga Rohingya ke Myanmar. Ini menjadi perhatian utama pak wakil presiden, " ujar Dubes Ei Ei usai melakukan pertemuan dengan Wapres.
Kepada Ei Ei, Ma'ruf menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung pemulangan Rohingya ke negara bagian Rakhine, Myanmar. "Indonesia ingin melihat kemajuan signifikan persiapan repatriasi yang sukarela, aman dan bermartabat," ujar Wapres Ma'ruf seperti dilansir laman Wapres.go.id.
Baca juga : Jelang Laga Lawan Malaysia, Garuda Jalani Latihan Ringan
"Ibu Duta Besar pasti paham bahwa Indonesia ingin terus berkontribusi terhadap penyelesaian masalah ini," sambungnya.
Menurut Ei Ei, pemerintah memberikan jaminan sepenuhnya terkait keamanan bagi etnis Rohingya yang akan kembali ke negara bagian Rakhine. "Kami telah menjanjikan tentang keamanan bagi mereka, tapi masalahnya adalah kapan repatriasi akan dimulai," ujar Dubes Ei Ei. Dia menambahkan, pihaknya berkeyakinan proses repatriasi akan berjalan lancar apabila etnis Rohingya tidak menuntut lebih kepada pemerintah Myanmar, terutama terkait status kewarganegaraan.
"Repatriasi itu akan dimulai saya rasa tergantung kesepahaman. Bukan justru membuat lebih banyak permintaan. Karena, jika mereka meminta bagi status kewarganegaraan atau apapun, maka itu akan lebih menyulitkan bagi Myanmar," lanjutnya.
Baca juga : Ketemu Dubes Arab, Menhan Tak Bicara Soal Rizieq
Pemerintah, kata Ei Ei mencari jalan keluar dari permasalahan yang menimpa etnis Rohingya untuk repatriasi, namun permintaan yang disampaikan tidak dipungkiri akan menjadi penghambat dalam pemecahannya. "Tapi, tentu saja kami mencoba untuk memecahkan masalah ini dan berusaha menangani hal itu. Tapi, dengan permintaan dan prejudis seperti ini saya rasa hal itu akan menghambat masalah ini dan hal itu akan membuat lebih sulit bagi kami," ungkapnya.
Sejak gelombang eksodus etnis Rohingya dari negara bagian Rakhine, Myanmar terjadi pada Agustus 2017, Lebih dari 700 ribu etnis Rohingya melarikan diri dan berada di kamp-kamp pengungsian di Cox's Bazar, Bangladesh.
Para pemimpin ASEAN juga telah menyepakati pembentukan Satuan Tugas ad hoc di Sekretariat ASEAN, saat menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke - 35 di Bangkok, Thailand,a November 2019. Satuan Tugas akan membantu proses repatriasi pengungsi etnis Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar.
Baca juga : Juara di Australia, Marquez Nggak Punya Lawan
Selain itu, mereka membahas sejumlah topik berkaitan dengan peningkatan hubungan bilateral di bidang ekonomi, investasi dan perdagangan. Volume perdagangan kedua negara saat ini mencapai satu miliar dolar Amerika Serikat.
Ei Ei juga menyampaikan undangan untuk membalas kunjungan Wapres Myanmar, Henry Van Thio yang menggelar pertemuan bilateral bersama Ma'ruf usai menghadiri pelantikan Presiden dan Wapres periode 2019 - 2024 pada 20 Oktober 2019 di Jakarta. [DAY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya