Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Top, Kebijakan Investasi RI Menggema di New Economy Forum Beijing
Sabtu, 23 November 2019 13:38 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama-sama KBRI Beijing terus mendorong masuknya investasi ke Indonesia guna menggenjot pertumbuhan ekonomi RI yang lebih mandiri.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan forum skala internasional Bloomberg New Economy Forum (NEF) 2019 yang diadakan di Beijing Yanqi Lake International Convention & Exhibiton Center (ICE), Beijing, RRT.
Forum skala dunia ini dihadiri oleh lebih dari 500 pemimpin pemerintah, politik, dan bisnis terkemuka. Di sana, Indonesia melalui BKPM dan KBRI Beijing diundang untuk mengisi salah satu breakout session dalam rangkaian kegiatan Bloomberg NEF 2019 dengan tema "Building Asia Spotlight on Indonesia and its next generation industries and talents" yang dipandu oleh Haslinda Amin, news anchor Bloomberg untuk Kawasan Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI untuk RRT merangkap Mongolia, HE Djauhari Oratmangun menyampaikan sejumlah arah kebijakan investasi di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, khususnya soal pelimpahan wewenang kepada BKPM terkait proses dan penerbitan izin Kementerian/ Lembaga serta penentuan kelayakan investor yang mendapatkan Tax Holiday dan Tax Allowance.
Baca juga : Ajaib Hadirkan Investasi Reksadana dengan Sistem Online
“Diharapkan kebijakan tersebut dapat memberikan kepastian yang lebih besar kepada para investor sehingga realisasi investasi dapat berjalan dengan cepat kedepannya”, ujar Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi Rizal Calvary Marimbo di Beijing, RRT, Jumat (22/11).
Sejalan dengan Duta Besar RI untuk RRT, Direktur Perencanaan Jasa dan Kawasan BKPM Nurul Ichwan mengatakan, pada intinya pengembangan dan perbaikan kebijakan yang diusung oleh pemerintah sekarang adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui peningkatan peringkat Indonesia dalam Ease of Doing Business (EODB) dan realisasi investasi, baik yang baru akan masuk maupun yang masih dalam proses realisasi.
“Kami mengharapkan investasi yang berkualitas dan dapat mengembangkan pola kemitraan dengan UMKM lokal. Kami fokus untuk mengawal dan mempercepat realisasi investasi besar dan membentuk Satgas untuk memfasilitasi investor yang terkendala,” katanya.
Dalam sesi tersebut, Haslinda Amin juga menanyakan sektor prioritas dan peluang investasi yang dapat ditawarkan kepada investor.
Baca juga : Tumbuh 4,1 Persen, Industri Masih Jadi Penopang Utama Ekonomi
“Sektor kendaraan listrik, di mana terdapat perusahaan Jepang yang berencana membuka pabrik kendaraan listrik/hybrid. Dia juga tanya soal sektor digital economy, dan sektor peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai talents,” ujar Rizal.
Duta Besar RI untuk RRT merangkap Mongolia menjelaskan bahwa sektor EV saat ini tengah diminati sejumlah investor Tiongkok, salah satunya dari Nanning, dan sedang dalam penjajakan dengan beberapa perusahaan baterai EV.
“Adanya rencana investor Tiongkok dan Jepang untuk membuka industri EV/hybrid tentunya akan menarik investasi lebih banyak lagi di industri baterai, mengingat sumber daya nikel sebagai bahan utama baterai sangat melimpah di Indonesia”, tambah Nurul.
Ferry Unardi, founder Traveloka, sebagai salah satu peserta sesi juga menyampaikan bahwa perkembangan digital economy di Indonesia, sangat signifikan dan terdapat banyak sektor potensial yang masih dapat digarap oleh investor, tidak hanya online travel dan e-commerce atau ride hailing seperti Gojek, tetapi juga edukasi dan kesehatan.
Baca juga : Diduga Kelelahan, Turis Rusia Meninggal di Pantai Seminyak Bali
“Sektor potensial dan model bisnis dalam digital economy perlu didasarkan pada consumer trend di Indonesia, khususnya yang dapat mengintegrasikan seluruh services untuk memenuhi kebutuhan konsumen disaat ini dan masa mendatang”, ujar Ferry.
Ferry juga meyakinkan para peserta bahwa pemerintah Indonesia saat ini telah memberikan perhatian yang lebih terhadap pengembangan digital economy di Indonesia dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia yang siap dengan era ekonomi baru melalui pendidikan vokasi dan pusat riset. [SRI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya