Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Ngeri, Tingkat Polusi Di Ibu Kota India Melebihi 25-30 Kali Batas Aman WHO
Senin, 28 Oktober 2024 15:07 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kualitas udara di Ibu Kota India, New Delhi dilaporkan terus memburuk dalam beberapa hari terakhir. Pekan lalu, tingkat polusi di beberapa wilayah Delhi telah melebihi 25-30 kali batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Para ahli memperingatkan, situasi akan memburuk dalam beberapa hari mendatang karena kondisi cuaca, penggunaan petasan selama Festival Diwali pada Kamis (31/10/2024), dan pembakaran sisa-sisa tanaman di negara bagian tetangga.
Melansir BBC, setiap tahunnya, Delhi dan beberapa kota di India utara melaporkan tingkat polusi udara yang ekstrem dalam periode Oktober hingga Januari. Tingkat polusi udara ekstrem ini mengganggu kegiatan bisnis, sekolah, dan kantor.
Baca juga : Polres Bogor Tangkap Pelaku Pencurian Data Pribadi, Begini Kata Pakar
Safar, situs web yang dikelola pemerintah menyebut, tingkat partikel halus PM 2,5 yang dapat masuk jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan sejumlah penyakit, mencapai setinggi 350 mikrogram per meter kubik di beberapa daerah pada Senin (28/10/2024).
Situs web tersebut menjelaskan, kualitas udara dikategorikan sangat buruk ketika tingkat PM 2,5 mencapai angka 300 hingga 400, dan disebut parah ketika batasnya mencapai 400-500.
Setiap musim dingin, Delhi diselimuti kabut asap tebal akibat asap, debu, kecepatan angin rendah, emisi kendaraan, dan pembakaran tunggul tanaman.
Baca juga : Menteri Yaqut Temui Presiden Jokowi Di Istana, Bahas Apa ?
Setiap November dan Desember, petani di negara bagian tetangga Punjab dan Haryana memiliki kebiasaan membakar tunggul tanaman untuk membersihkan ladang mereka.
Kelompok petani mengaku membutuhkan bantuan keuangan dan teknis untuk menemukan cara alternatif membersihkan sisa tanaman. Sejauh ini, skema pemerintah disebut belum efektif.
Asap dari petasan yang dinyalakan selama Diwali juga ikut menambah masalah. Setiap tahun, pemerintah Delhi telah mengumumkan larangan total terhadap produksi, penyimpanan, dan penjualan kembang api menjelang festival, yang jatuh pada akhir minggu ini.
Baca juga : Comfesyen: Tingkatkan Citra Indonesia Melalui Diplomasi Fesyen
Namun, larangan tersebut belum sepenuhnya efektif di masa lalu, karena faktanya orang-orang malah mencari kembang api dari negara bagian lain.
Pemerintah Delhi juga telah memberlakukan Rencana Aksi Tanggap Berjenjang (GRAP), untuk mengatasi polusi. Rencana tersebut melarang semua kegiatan yang melibatkan penggunaan batu bara dan kayu bakar, serta penggunaan generator diesel untuk layanan non-darurat.
Selain itu, pihak berwenang di Delhi telah memperingatkan penduduk untuk berada di dalam rumah sebisa mungkin. Aktivitas konstruksi di kota tersebut dinonaktifkan untuk sementara. Masyarakat pun didesak menggunakan transportasi umum, demi mengurangi emisi kendaraan.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya