Dark/Light Mode

Kedubes Australia Dan Pemprov DKI Hadirkan Jaring Hantu Di Museum Bahari

Rabu, 26 Maret 2025 22:16 WIB
Kuasa Usaha Australia Gita Kamath (kedua kiri) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kiri) membuka pameran Ghost Nets, Awakening The Drifting Giants di Museum Bahari, Jakarta, Kamis (20/3/2025).
Kuasa Usaha Australia Gita Kamath (kedua kiri) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (kiri) membuka pameran Ghost Nets, Awakening The Drifting Giants di Museum Bahari, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai negara yang memiliki wilayah perairan yang luas, melindungi ekosistem kelautan adalah prioritas bagi Australia dan Indonesia. Sayangnya, masalah sampah yang berakhir di laut masih menjadi momok. Untuk itu, kedua negara membuat pameran yang diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat soal sampah laut

Kedutaan Besar Australia di Jakarta bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengadakan pameran seni bertajuk “Ghost Nets, Awakening The Drifting Giants” di Museum Bahari, Jakarta. Kolaborasi ini adalah upaya menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah di laut.

Pameran ini terbuka untuk umum hingga akhir Agustus nanti. Mereka enampilkan 18 karya seni tenun para nelayan dari Selat Torres, Australia. Mereka mengubah sampah bekas jaring nelayan menjadi instalasi seni berupa kawanan ikan, penyu laut, dan pari manta.

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia Gita Kamath menjelaskan, penamaan ghost net atau jaring hantu diambil dari banyaknya peralatan penangkapan ikan termasuk jaring yang terbuang di laut dunia yang mencapai 640 ribu ton per tahun.

“Jaring liar, yang seringkali dianggap sampah atau limbah, telah diubah menjadi karya seni yang indah dan berharga," ujarnya dalam pidato pembukaan pameran, Kamis (20/3/2025). 

Baca juga : Wagub Rano Ajak Warga Kunjungi Pameran Ghost Net Awakening Di Museum Bahari

Karya seni ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi dapat mengubah sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang bernilai.

Dia berharap pameran ini dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan untuk terus mencari cara-cara kreatif untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

“Melalui karya seni yang menyoroti sampah laut khususnya, jaring laut yang hilang, terbengkalai atau dibuang, kita diingatkan akan dampaknya yang merusak terumbu karang dan membahayakan biota laut,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan, sebagai kota pesisir, Jakarta menghadapi berbagai tantangan lingkungan seperti polusi, perubahan iklim, dan degradasi ekosistem laut.

Jakarta, menurut Rano, sudah belajar cara mengatasi sampah di sungai, waduk, hingga bendungan. Rano menilai Jakarta perlu belajar cara menanggulangi masalah sampah di laut dengan Australia sebagai benua yang punya pengalaman di bidang kelautan.

Baca juga : Buntut Di Protes Warga, Pemprov DKI Pindahkan Sampah Busuk Di RDF Rorotan

“Saya berharap pameran ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif yang menarik, tetapi juga menginspirasi kita untuk terus menjaga kelestarian lingkungan, melestarikan ekosistem laut dan pesisir, serta mengatasi perubahan iklim demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” harapnya.

Dia berterima kasih pada Australia yang memiliki perhatian besar dalam pengolahan sampah laut menjadi hal yang berguna dan indah.

"Australia adalah benua yang luar biasa di bidang kelautannya. Untuk itulah kita belajar bagaimana menanggulangi problem sampah yang ada di laut," pungkasnya.

Ghost Net Karya Erub Arts

Instalasi seni ini merupakan karya para nelayan yang tergabung dalam pusat seni komunitas Erub Arts. Kelompok ini didirikan pada 1990-an dengan nama EKKILAU (Erub Koskir Kimiar Ira Lug Aker Uteb — laki-laki dan perempuan Erub berkarya).

Baca juga : Ongen Desak Pemprov Realisasikan Usulan Masyarakat di Musrembang

Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants dari Erub Arts menampilkan karya seni dari sejumlah perupa. Di antaranya adalah Ellarose Savage, Emma Gela, Florence Gutchen, Jimmy John Thaiday, Jimmy K. Thaiday, Lavinia Ketchell, Nancy Naawi dan Racy Oui-Pitt.

Untuk mendukung pameran ini, Kedutaan Besar Australia Jakarta dan Pemprov DKI Jakarta juga akan mengadakan serangkaian lokakarya pendidikan dan bincang-bincang dengan para pegiat seni. Selain itu, pengunjung museum juga dapat berpartisipasi membuat ikan pari mini dari jaring ikan. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.