Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Trump Perbaiki Kebijakan Imigrasi Di AS, Paman Sam Tak Anti Imigran
Jumat, 9 Mei 2025 04:05 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Kebijakan keimigrasian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat kritik dari dalam dan luar negeri. Kendati begitu, Assistant Secretary Departemen Keamanan Dalam Negeri Tricia McLaughlin menegaskan, AS hanya memperbaiki sistem keimigrasian, bukan anti-imigran.
Dalam press briefing online, Kamis (8/5/2025), McLaughlin mengatakan, Washington terbuka menerima imigran selama mereka masuk sesuai dengan aturan.
“Kami tidak mau ada yang menyalahgunakan visa,” tegasnya.
Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS untuk bagian Asia Timur dan Pasifik Sean O’Neill menambahkan, pihaknya mendapati 17 persen pelanggaran visa tinggal di AS yang berasal dari kawasan Indo Pasifik.
Baca juga : Parade Inspirasi Diri Ramaikan Car Free Day Jakarta
“Tidak besar, tapi kami tidak ingin angka ini naik,” imbuhnya.
Berdasarkan data Departemen Luar Negeri AS, penyumbang terbesar imigran gelap ke AS adalah Meksiko, El Salvador, Guatemala dan India. Akhir April lalu, Trump mengklaim kebijakan keimigrasiannya terbukti berhasil.
“Kebijakan ini semata untuk memastikan warga Amerika Serikat mendapat pekerjaan tanpa harus bersaing dengan imigran gelap. Angka kejahatan pun turun,” klaim McLaughlin.
Menurutnya, Trump memutuskan menerapkan kebijakan imigrasi yang ketat, setelah melihat banyak masalah yang diakibatkan para imigran gelap yang leluasa masuk selama Pemerintahan Joe Biden.
Baca juga : Terapi Modul SOBAT Tingkatkan Keterampilan Sosial Anak Autisme
Sean O’Neill menambahkan, para wisatawan dan mahasiswa dari negara-negara di kawasan Indo Pasifik tidak perlu takut masuk AS.
“Selama permohonan visa dan peruntukannya sudah benar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” jaminnya.
Menurutnya, Trump tetap menerima mahasiswa dan pekerja dengan keahlian tinggi masuk AS selama sesuai aturan.
“Presiden Trump tetap memperhatikan kawasan Indo Pasifik. Meski fokusnya kini untuk memperbaiki kondisi dalam negeri dan memastikan perdamaian dunia,” ujar O’Neill.
Baca juga : Prabowo Pemimpin Terbaik Hadapi Tantangan Dunia Saat Ini
Sebelumnya, mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake mengatakan, kawasan Asia dan Pasifik tidak akan menjadi fokus Trump dalam pemerintahannya di periode kedua.
“Mungkin ada baiknya untuk sedikit menjauh dari radarnya Trump. Biarkan diplomat karier dan orang-orang karier mengelola hubungan,” ujar Blake dalam diskusi publik yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Februari lalu.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya