Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Kasus Positif Covid-19 di AS Tembus 5 Juta
AS Gagal Tahan Laju Kasus Corona, Eropa Heran
Selasa, 11 Agustus 2020 20:51 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Amerika Serikat (AS) disebut sebagai salah satu negara yang gagal menangani wabah Covid-19.
Kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat (AS) terus bertambah. Angkanya telah mencapai lima juta orang. Dan masih terus bertambah. Presiden AS Donald Trump menyebut, saat ini wabah Covid-19 di negara itu belum mencapai puncaknya.
Jumlah itu diungkap Universitas John Hopkins akhir pekan lalu. Ini merupakan jumlah kasus tertinggi di dunia. Tapi, sejumlah pejabat Negeri Paman Sam meyakini, jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak dari yang diketahui. Itu akibat terbatasnya jumlah pengetesan.
Hingga akhir pekan lalu waktu setempat, tercatat ada 5.000.603. Ada lebih dari 162.400 kematian. Besarnya jumlah tersebut diawali dengan jumlah kasus positif harian yang mencapai 54 ribu. Bahkan, pada pertengahan Juli, kasus harian sempat mencapai 70 ribu.
Baca juga : Ada Pegawai Reaktif Covid-19, Balai Kota Kesusupan Virus Corona?
Hal yang sama pernah terjadi pada Italia Februari lalu. Di mana hingga saat ini, mereka mencatat salah satu kematian tertinggi di dunia, sebanyak 35 ribu.
Tapi, setelah kebijakan karantina alias lockdown yang ketat selama 10 pekan di seluruh wilayah, tracing terhadap klaster penyebaran, serta pelaksanaan protokol kesehatan, Italia kini jadi model penanganan virus.
Masyarakat Eropa bingung dan heran terhadap AS. Apalagi, AS bisa dibilang sebagian besar memiliki waktu, dan bisa belajar dari pengalaman Eropa, serta upaya medis saat pasien pertama diketahui.
Bahkan, Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza tidak segan mengkritik AS. Dia juga mengecam keputusan AS yang menarik diri dan dana sumbangan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). "Saya tidak terkejut dengan sikap Trump saat ini. Saya terkejut dengan sikapnya sebelumnya," kata Speranza, menanggapi Trump yang mulai mengenakan masker.
Baca juga : Duh, Lebih Dari 5 Juta Motor Nggak Sanggup Bayar Pajak
Akibat tingginya kasus positif dan jumlah kematian di AS, Eropa saat ini telah melarang pengunjung dari AS masuk ke wilayah itu secara bebas. Prancis dan Jerman sekarang memberlakukan tes pada pengunjung dari negara-negara berisiko. Termasuk AS.
"Saya sadar betul ini mempengaruhi kebebasan orang. Tapi saya yakin ini bisa dibenarkan," kata Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn.
Tak cuma AS, Eropa juga sempat melakukan kesalahan. Mulai dari lockdown yang tertunda, hingga perlindungan yang tidak memadai bagi penghuni panti jompo. Selain itu, mereka juga sempat mengalami kekurangan alat tes dan alat pelindung untuk tenaga medis.
Spanyol, Prancis, dan Jerman yang terdampat paling parah, dianggap berhasil mengendalikan wabah dengan rata-rata 1.000 kasus per hari. Sedangkan kasus positif di Italia berkisar 500 pada akhir pekan lalu.
Baca juga : Jatim Paling Parah
Inggris masih mencatat sekitar 3.700 kasus baru setiap hari. Beberapa ahli mengatakan, bar-bar di negara itu mungkin harus ditutup lagi jika sekolah dibuka kembali pada bulan September. Dengan catatan tak ada gelombang penyebaran baru. Menurut Universitas John Hopkins, secara keseluruhan, ada 207 ribu kematian akibat Covid-19 di Eropa. PYB
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya