Dark/Light Mode

Angka Positif Covid-19 Tembus 100 Ribu, Deddy Sitorus: Kita Masuki Tahap Krisis

Selasa, 28 Juli 2020 08:30 WIB
Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Sitorus menyampaikan keprihatinannya terhadap jumlah kasus positif Covid-19 yang terus meningkat. Menurut Deddy, jumlah itu telah melewati batas psikologis dan berpotensi terus meningkat.

"Ini sangat memprihatinkan. Terlebih terjadi ketika daya tahan psikologis masyarakat sudah semakin menipis dan tekanan ekonomi semakin kuat dirasakan masyarakat," ujar Deddy, Selasa (28/7).

Menurut politisi PDIP itu, jika tidak hati-hati dan tidak ada tindakan yang drastis di semua tingkatan, bukan tidak mungkin Indonesia akan memasuki fase pra-bencana. Ini sangat bahaya. Sebab, kemampuan fasilitas kesehatan kita dalam menampung ledakan penderita yang kemudian memasuki fase infeksi, sangat terbatas. "Rumah sakit kita di daerah tidak akan kuat menampung ledakan penderita. Ini akan menjadi awal dari bencana," ujar Deddy. 

Baca juga : DPR Minta Pemerintah Tunda Pilkada

Dia sangat menyayangkan masih lemahnya tingka kedisiplinan dan kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan. Bahkan, di sejumlah daerah mulai muncul perlawanan terhadap persyaratan rapid test dan PCR. Sudah begitu, mobilisasi sumber daya dan kerangka strategi pemerintah di tingkat pusat dan daerah masih terkesan kurang tegas. Kondisi ini menjadi faktor yang menyebabkan jumlah penderita terus melonjak.  

"Kondisi ini akan menyebabkan target melandaikan kurva penderita menjadi semakin kabur dan sulit ditentukan. Ini juga akan sangat tidak mendukung upaya Pemulihan Ekonomi Nasional yang dirancang pemerintah," ujar Wakil Rakyat dari Dapil Kalimantan Utara tersebut.

Menurut Deddy, harapan terbesar saat ini adalah pada keberhasilan uji coba klinis vaksin Covid-19 yang telah memasuki fase 3. Tetapi, vaksin bukanlah faktor determinan dalam menghadapi pandemi, meskipun sangat vital. "Obat-obatan bagi yang telanjur atau akhirnya terinfeksi, ketersediaan alat rapid test dan test PCR yang murah dan mudah diakses, serta ketersediaan fasilitas kesehatan juga sangat penting dalam mengatasi pandemi," ungkap Deddy. 

Baca juga : Obat Ekonomi Minus, Dito Dorong Pemerintah Jor-joran Belanja

Deddy amat mengapresiasi kinerja Pemerintah Pusat dan BUMN yang terus bekerja keras menghasilkan vaksin. Tetapi, dia berharap bahwa itu bukanlah solusi tunggal menghadapi pandemi. "Kita harus ingat bahwa yang paling penting dari semuanya adalah bagaimana memutus rantai penularan secara efektif. Itu menjadi tanggung jawab individu, keluarga, komunitas dan tidak bisa diserahkan hanya kepada pemerintah dan aparatnya," ujarnya.

Untuk pemerintah, agar penanganan Covid-19 lebih efektif, Deddy mengusulkan Presiden memimpin langsung tim. Di bawahnya adalah para Menko yang membawahi kementerian/lembaga teknis, lalu para gubernur yang bertugas mengkonsolidasikan para kepala daerah. 

"Cara yang kita pakai sekarang tidak jelas strateginya dan akan banyak membuang waktu yang sia-sia. Jika tidak hati-hati, kita akan memasuki tahap krisis berat dan hanya sejengkal dari bencana," lanjut Deddy.

Baca juga : DPR: Jangan Serang Pemerintah Bicaralah Sesuai Keahlian Anda!

"Daya tahan kita sebagai bangsa sudah semakin terkuras. Sementara arah dan kebijakan serta pelaksanaan teknis di lapangan masih sangat divergen. Sulit kita memastikan apakah badai ini akan segera berlalu," tutup Deddy. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.