Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Masker Sudah Nggak Diwajibkan di Beijing, Tapi Mayoritas Warganya Memilih Tetap Pakai
Jumat, 21 Agustus 2020 22:11 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Otoritas Kesehatan di Ibu Kota China, Beijing kini telah mencabut aturan wajib masker di tempat terbuka, menyusul nihilnya penambahan kasus baru Covid-19 di negara tersebut.
Meski begitu, mayoritas warga Kota Beijing memilih tetap mengenakan masker. Sebab, memakai masker membuat mereka merasa aman dan nyaman. Apalagi, mereka juga menghadapi tekanan sosial untuk mengenakan masker.
"Saya dapat mencopot masker kapan saja. Tapi, saya lihat-lihat dulu. Kira-kira, bagaimana respon orang di sekitar saya? Jujur, saya ngeri kalau orang-orang takut melihat saya tak pakai masker," ujar Cao, wanita Beijing berusia 24 tahun, kepada Reuters, Sabtu (21/8).
Baca juga : Rumah Bung Karno Diusulkan Akan Dilengkapi Fasilitas Digital
Ini adalah kali kedua Otoritas Kesehatan Beijing melonggarkan aturan masker. Secara umum, kondisi Beijing yang telah menjalani dua kali lockdown, sudah berangsur normal.
Pencabutan aturan wajib masker, pertama kali diterapkan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Beijing pada akhir April 2020. Namun, CDC kembali mewajibkan penggunaan masker di tempat terbuka, setelah wabah Covid gelombang dua merebak di selatan kota.
Tidak ada kasus baru yang ditimbulkan dari transmisi lokal di China daratan, lima hari berturut-turut setelah pemerintahan Xi Jinping berhasil mengendalikan wabah di Ibu Kota, Xinjiang, dan tempat lainnya.
Baca juga : Diperebutkan PDIP dan PKS, Beringin Masih Jual Mahal
Para ahli mengatakan, kunci keberhasilan negara dalam mengendalikan penyakit adalah menegakkan aturan lokal dengan ketat. Termasuk mengenakan masker, mewajibkan karantina di rumah, dan berpartisipasi dalam pengujian massal.
Begitu melaporkan 22 kasus impor di China daratan pada 20 Agustus, pemerintahan Xi Jinping langsung menutup perbatasannya untuk sebagian besar warga non-China.
Sejak melaporkan kasus corona jenis baru untuk pertama kalinya pada 31 Desember 2019, China telah mencatat total 84.917 kasus positif Covid. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya