Dark/Light Mode

Impor Gula Sudah Dibuka Harga Kenapa Tetap Mahal

Rabu, 6 Mei 2020 06:48 WIB
Pasokan gula sejak Lebaran masih mahal dan langka.
Pasokan gula sejak Lebaran masih mahal dan langka.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak awal Ramadan masyarakat kesulitan mendapatkan gula pasir. Khususnya, di ritel modern dan warung tradisional. Aksi penimbunan gula masih sulit dibongkar. Akibatnya, harga gula di pasar melambung. 

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri mengatakan, pedagang mengeluh harga yang belum juga turun meski keran impor sudah dibuka pemerintah. 

Selain itu, komoditas satu ini juga langka di pasaran saat Ramadhan. “Di Ramadan, saat permintaan melonjak, harga pasti naik. Namun yang berbahaya, stok malah kosong. Akibatnya, harga makin tidak terkendali,” keluh Mansuri. 

Baca juga : Gugus Tugas Sudah Distribusikan Hampir 1,5 Juta APD Ke Seluruh Indonesia

Ia mengatakan, akibat harga tinggi potensi menimbun gula sangat mungkin terjadi. Terutama di saat-saat Ramadhan dan menjelang Lebaran seperti sekarang ini. 

“Karenanya, kita berharap pemerintah bisa lebih tegas lagi menindak oknum-oknum penimbun seperti ini agar kelangkaan komoditas bisa dihilangkan dan harga tidak melambung tinggi,” ujar Mansuri. 

Senada, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut, bahwa stok gula di retail penjualan juga masih terbatas. Sekretaris Jenderal Aprindo, Solihin mengatakan, memasuki bulan Ramadhan, Aprindo kewalahan memenuhi permintaan konsumen akan bahan pangan gula. Sebab, gula merupakan kebutuhan utama dalam membuat berbagai aneka hidangan untuk menunaikan ibadah puasa. 

Baca juga : Mendag Masih Letoy

“Aprindo tetap menjual gula sesuai dengan ketentuan batas Harga Eceran Tertinggi (HET) di level konsumen, yakni Rp 12.500 per kilogram. Hal ini mengikuti ketetapan yang tertuang dalam Peraturan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia tahun 2017,” ujar Solihin. 

Karenanya, peritel berharap pemerintah segera mendistribusikan gula impor sesuai kebutuhan wilayahnya. Sehingga kebutuhan masyarakat akan gula di bulan Ramadhan dan Lebaran dapat terpenuhi. 

Menanggapi hal ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan stok gula pasir dalam negeri diperkirakan akan meningkat pada Mei dan Juni 2020. 

Baca juga : Ekspornya Tinggi, Serabut Kelapa Laris Manis di China

“Diharapkan stok akan meningkat pada Mei dan Juni ini,” ujar Airlangga dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, kemarin. 

Diterangkannya, stok akan bertambah dengan masuknya gula impor yang didatangkan Perum Bulog sebanyak 25 ribu ton. Selain itu, akan ada tambahan stok gula realokasi sebanyak 140 ribu ton dari rafinasi serta alokasi eksportir ke dalam negeri.[NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.