Dark/Light Mode

Seperti Perubahan Iklim, Covid-19 Jadi Tantangan Global

Kamis, 27 Agustus 2020 17:17 WIB
Zac Goldmith. [Foto: AFP via Getty Images]
Zac Goldmith. [Foto: AFP via Getty Images]

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 yang masih belum surut membuat dunia kelimpungan dan bahkan merugi di banyak sektor. Dampak penyebaran virus SARS CoV2 ini bahkan dianggap setara seperti kerusakan akibat perubahan iklim global.

Banyak negara di dunia telah melakukan berbagai upaya untuk menghadapi keduanya secara bersamaan, meski hal ini belum dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Di Inggris misalnya, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengendalikan dampak yang ditimbulkan dari dua masalah tersebut dinilai belum sempurna. Karena masih banyak kerugian, khususnya terhadap perekonomian.

Menurut Menteri untuk Negara Pasifik dan Lingkungan lnggris, Zac Goldmith, pandemi secara khusus menjadi panggilan, tidak hanya dari sisi pencegahan penyakit, namun juga pelajaran terkait gangguan ekologi, dan lainnya yang terkait secara lebih luas.

“Covid-19 adalah gejala dan ini hanya salah satunya. Meski menyedihkan, ilmu pengetahuan menunjukkan, kondisi mungkin akan lebih parah jika kita tidak mengambil tindakan segera,” ujar Goldsmith dalam webinar International Perspectives to Build Back Better Towards A Low Carbon Resilient Future, Rabu (26/8).

Baca juga : 30 Perusahaan di Bekasi Jadi Klaster Covid-19

Saat ini, lanjutnya, hampir satu juta spesies bumi telah terancam dan jutaan hektar hutan hilang. Tak hanya itu, hampir dua pertiga kawasan tepi pantai sudah hilang. Akibatnya, sektor perikanan terpengaruh negatif.

Lebih lanjut, Goldsmith mengatakan, masalah lingkungan dalam 15 tahun terakhir menjadi satu dari lima masalah teratas di dunia. Penelitian telah menunjukkan dampak terhadap hal terkait. Salah satunya, keanekaragaman hayati.

“Jadi dalam hal ini kami berpendapat, kelayakan ekonomi dan ekologi harus sama-sama dipertimbangkan,” jelasnya.

Untuk itu, pemerintah Indonesia dan Inggris berkomitmen mengintegrasikan pembangunan ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, dalam upaya membangun kembali ekonomi yang terhambat karena Covid-19 dan krisis yang diakibatkan pandemi tersebut.

Acara seminar virtual ini juga diikuti Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa. Menurutnya, sejumlah upaya sudah dilakukan untuk merealisasikan komitmen tersebut.

Baca juga : Gerindra: Covid-19 Jadi Panggung Kepala Daerah di Pilkada 2020

Indonesia sendiri, kata Suharso, telah melakukan langkah historis dengan memasukkan inisiatif rendah karbon ke dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024. Namun pihaknya harus memastikan, kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dapat diselaraskan dengan inisiatif hijau itu.

“Strategi rendah karbon ini juga harus dimasukkan ke dalam stimulus-stimulus yang diselenggarakan pemerintah,” terangnya.

Suharso mengutip berbagai hasil penelitian yang menunjukkan, dalam pembangunan saat ini, energi baru dan terbarukan berpotensi menciptakan lapangan kerja yang sangat besar. “Saat ini kami sedang dalam proses mengidentifikasi stimulus yang tepat untuk mendukung hal ini,” ujarnya.

Momentum Covid-19, lanjutnya lagi, memberikan kesempatan untuk meningkatkan ketahanan di masa depan, juga membuat rencana yang matang untuk menciptakan rencana ekonomi yang baik.

“Agar kita mampu memulihkan diri dan beradaptasi dengan cepat, sekaligus menciptakan kualitas udara, sanitasi dan air yang lebih baik, serta melestarikan keanekaragaman hayati, kita harus lebih aktif berinvestasi dalam energi terbarukan,” ujar Suharso.

Baca juga : Tak Terpengaruh Covid-19, Muatan Tol Laut Melonjak 3 Kali Lipat

“Saya sangat senang kita bekerja bersama menghadapi area prioritas yang telah kita identifikasi bersama. Seperti pengurangan deforestasi, lahan gambut, mendukung energi terbarukan, infrastruktur hijau, kota-kota berkelanjutan, dan membawa lebih banyak investasi hijau ke Indonesia,” balas Goldsmith.

Jalur pembangunan karbon rendah, jelasnya, dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan, serta keuntungan sosial dan lingkungan yang lebih tinggi dalam mengurangi kemiskinan.

Melalui upaya-upaya domestik masing-masing maupun kerja sama antarnegara, Indonesia dan Inggris berkomitmen membangun kembali ekonomi dengan perhatian lebih terhadap keberlanjutan lingkungan pascapandemi Covid-19. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.