Dark/Light Mode

Persiapan Perang dengan China, India Kebut Bangun Jalan di Perbatasan

Rabu, 30 September 2020 20:07 WIB
Jalan tersebut akan terhubung dengan terowongan sepanjang 8,8 km yang akan diresmikan PM India Narendra Modi dalam beberapa pekan mendatang. (Foto Danish Siddiqui/Reuters)
Jalan tersebut akan terhubung dengan terowongan sepanjang 8,8 km yang akan diresmikan PM India Narendra Modi dalam beberapa pekan mendatang. (Foto Danish Siddiqui/Reuters)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketegangan antara India dan China meningkat di perbatasan beberapa bulan terakhir. Bersiap hadapi serangan China, India ngebut membangun jalan di daerah Sungai Zanskar, dekat Ladakh, dekat perbatasan kedua negara itu.

Bukan tanpa alasan India bersiap. Pada 16 Juni lalu terjadi bentrokan tanpa peluru tajam dengan dua negara berjiran itu. Tapi korban jiwa sampai 20 orang di pihak India. Di pihak China, 1 tewas 43 terluka.

Insiden itu bisa juga disebut tawuran. Sebab, Sekitar 600 prajurit di masing-masing kubu tak hanya melempar batu, tapi juga menggunakan tongkat kawat berduri. Bila saat itu ada satu tembakan, mungkin bakal mengobarkan perang berskala besar seperti yang dialami keduanya lebih dari setengah abad lampau.

Sekitar 250 kilometer dari lokasi tawuran itu, Ligan Elyas dan teman-temannya terlihat sedang menggunakan excavator.  Mereka menggunakan alat itu  mendorong sebagian pasir ke dalam sungai agar bisa membuat sebuah bentuk jalanan baru. 

Saat jalan itu selesai, akses militer India menuju ke kota Ladakh hingga zona perbatasan sengketa akan menjadi lebih kuat. Di tempat ini tersedia sebuah jalan dan juga helipads untuk pendaratan helikopter yang bisa digunakanpara tentara.

Baca juga : Kementan Sertifikasi Benih Indigofera Sebagai Jaminan Benih Unggul Kualitas Pakan Ternak

"Ini akan jauh mempermudah tentara jika jalan sudah selesai," jelas Eliyas menjelaskan perihal jalan tersebut.

Pembangunan jalan ini merupakan program pemerintah demi memperkuat pertahanan perbatasan. Jalan tersebut diharapkan dalam tiga tahun kevdepan sudah bisa rampung dikerjakan dan terhubung dengan terowongan sepanjang 8,8 kilometer, penghubung daerah Ladakh dengan zona perbatasan.

Pemerintah India menganggap,  apa yang mereka lakukan ini adalah persiapan jika harus menghadapi konflik militer lagi dengan tentara China.

"Kita tidak akan mundur, konstruksi ini sebenar menjadi masalah bagi mereka, tapi China juga membangun hal yang sama beberapa tahun lalu," kata Menteri Pertahanan India Rajnath Singh.

"Apa yang kami lakukan saat ini hanya untuk mengimbangi mereka saja," sambungnya.

Baca juga : Bulan Depan, PM Jepang Mau Sambangi Indonesia dan Vietnam

Lokasi Tawuran

Dilansir BBC, lokasi tawuran 16 Juni lalu  berada di perbatasan de facto kedua negara—yang dinamakan Garis Kendali Aktual atau LAC—di Lembah Galwan di Ladakh. Lembah ini terletak di wilayah sengketa Kashmir yang sarat personel dan persenjataan militer. Kashmir sering menjadi sumber konflik karena adanya sengketa wilayah antara India, Pakistan, dan China.

Panjang perbatasan India dan China membentang lebih dari 3.440 kilometer di kawasan Himalaya. Dan di bentangan itu kedua negara memiliki beberapa klaim teritorial yang bertabrakan satu sama lain. Sejak 1950an, China menolak mengakui perbatasan kedua negara yang ditentukan pada masa penjajahan Inggris di India.

Pada 1962, perseteruan ini memicu perang singkat yang membuat India harus menanggung kekalahan memalukan. 

China mengklaim sebuah negara bagian India, Arunachal Pradesh, yang disebutnya sebagai Tibet Selatan. Kedua negara juga berbeda pandangan soal garis perbatasan di beberapa sektor wilayah lain.

Baca juga : Jelang Debat Perdana, Biden Unggul di Swing States

Garis Kendali Aktual di Ladakh memiliki penanda perbatasan yang tidak layak lantaran banyak terdapat sungai, danau, dan pegunungan dengan puncak salju. Ini berarti garis perbatasan yang memisahkan tentara keduanya dapat bergeser sehingga para tentara rentan bertikai.

Beberapa perundingan yang digelar kedua negara dalam 30 tahun terakhir gagal memecahkan sengketa perbatasan ini, namun cukup berhasil dalam menegakkan stabilitas wilayah.[MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.