Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Covid-19 Melonjak Lagi

Negara-negara Di Eropa Ambil Langkah Lockdown

Senin, 2 November 2020 06:16 WIB
PAKAI TOPENG: Warga Austria mengenakan topeng di Wina 
(31/10), memprotes kebijakan lockdown jilid II di negara itu.(Foto Joe Klamar/AFP via Getty Images)
PAKAI TOPENG: Warga Austria mengenakan topeng di Wina (31/10), memprotes kebijakan lockdown jilid II di negara itu.(Foto Joe Klamar/AFP via Getty Images)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah negara di Eropa kembali mengambil kebijakan mengkarantina wilayah mereka alias lockdown. Langkah itu diambil merespons kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Benua Biru itu.

Inggris jadi negara yang mengalami lonjakan cukup parah. Ada lebih dari 20 ribu kasus baru per hari. Para pakar kesehatan di negara itu memprediksi, dalam skenario terburuk akan ada lebih dari 80 ribu kematian di Inggris.

Sejauh ini, ada lebih dari 46 ribu kematian akibat Covid-19 di negara itu. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menyampaikan, kebijakan lockdown di negaranya akan kembali diterapkan mulai Kamis pekan depan waktu setempat. Kebijakan itu berlangsung hingga 2 Desember mendatang.

Dalam lockdown ini, warga hanya diizinkan meninggalkan rumah dengan alasan tertentu. Yakni, untuk tujuan sekolah, bekerja, olahraga, belanja kebutuhan pokok, membeli obat-obatan, dan melakukan perawatan untuk warga rentan.

Baca juga : Kasus Covid Di AS Terus Melonjak, Rupiah Jadi Nggak Lincah

“Sekarang sudah waktunya mengambil tindakan ini (lockdown) karena tidak ada alter- natif lain,” ujar Johnson, dikutip Reuters.

Johnson menerangkan, toko-toko yang menjual obat dan makanan pokok, sekolah, dan universitas akan tetap buka. Sedangkan pub dan restoran dibatasi. Boleh beroperasi hanya untuk melayani pesanan makanan dan minuman untuk dibawa pulang saja.

Selama lockdown, papar Johnson, pemerintah akan memberikan subsidi upah. Untuk pekerja yang diberhentikan sementara selama lockdown, bisa menerima 80 persen dari gaji mereka selama ini.

Sebelumnya, Johnson dikritik lawan politik karena terlalu lambat melakukan lockdown pertama.

Baca juga : Menteri Nahan Napas Rakyat Nahan Perut

Tak cuma Inggris, sejumlah negara di Eropa lain juga mengambil kebijakan serupa. Antara lain, Prancis, Jerman, Austria, dan Portugal. Mereka rata-rata melakukan lockdown selama satu bulan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron berharap, masyarakat  benar-benar mematuhi pembatasan kegiatan agar gelombang kedua Virus Corona bisa diatasi. Di Prancis, lockdown diberlakukan 30 November hingga 1 Desember mendatang.

“Virus itu menyebar ke seluruh Prancis dengan kecepatan yang tidak bisa diprediksi,” kata Macron dikutip AFP.

Macron mengatakan, jam malam dan pembatasan kegiatan di Paris serta kota besar lainnya sejauh ini tidak optimal mene- kan laju penularan Virus Corona.

Baca juga : Libur Panjang, Wagub Ariza Minta Warga DKI Nggak Keluar Kota

Kasus kematian di Prancis sudah mencapai angka 35 ribu jiwa. Menurutnya, jika pihaknya tidak melakukan apa-apa, dalam beberapa bulan ke depan, korban akibat Corona bisa mencapai 400 ribu jiwa.

“Seperti di tempat lain di Eropa, kami kewalahan oleh gelombang kedua yang mungkin akan lebih sulit dan mematikan daripada gelombang pertama,” katanya.

Macron meminta, masyarakat untuk tetap berada di rumah demi menghindari penularan Virus Corona. Sejumlah sektor yang tetap boleh beroperasi di Prancis yakni sekolah, perguruan tinggi, pabrik, dan pertanian.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.