Dark/Light Mode

Kasus Baru Covid-19 Di Kota Bogor Didominasi Penularan Di Perkantoran

Selasa, 6 Oktober 2020 13:01 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya (Foto: Istimewa)
Wali Kota Bogor Bima Arya (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus Covid-19 di Kota Bogor belum menunjukkan tanda-tanda melandai. Saat ini, Kota Bogor masih berstatus zona merah. Penambahan kasus baru masih sangat tinggi. Dalam sepekan terakhir, jumlah kasus baru Corona di Kota Hujan melesat 15 persen. 

Wali Kota Bogor Bima Arya pun terus mencari sumber penyebaran Covid-19. Dari penelusuran yang dilakukan, kebanyakan pasien positif Corona di Kota Bogor berasal dari klaster keluarga. Jika dibedah lagi, sebanyak 32 persennya tertular di tempat kerja atau perkantoran. 

Baca juga : Obat Covid-19 Racikan Holding BUMN Farmasi Sudah Siap Pakai

"Jadi, yang terpapar di keluarga ini adalah yang terpapar di perkantoran. Itu 32 persen. (Selanjutnya) 29 persen dari fasilitas kesehatan, kemudian dari Jakarta atau luar kota itu 19 persen, acara-acara keluarga 4 persen, transmisi lokal atau dari pemukiman 7 persen, transportasi 2 persen, mall/minimarket kantin/masing-masing 3 persen," jelas Bima, di Balai Kota Bogor, Senin sore (5/10). 

Data ini menguatkan fokus Pemkot Bogor untuk membasmi Covid-19 pada klaster perkantoran. Wali Kota dua periode itu menegaskan, kantin di perkantoran juga bisa menjadi indikasi penularan di kantor itu sendiri. Bima Arya kembali mengimbau perkantoran di Kota Bogor untuk membatasi 50 persen pegawai yang masuk dan membatasi rapat-rapat. 

Baca juga : Bantuan Covid-19 Untuk Pesantren Cair Pekan Ini Lho

"Ditaati, dibatasi rapat-rapat di dalam ruangan, diperhatikan ventilasinya, kemudian sebaiknya membawa makanan sendiri dari rumah. Jadi, ini penting, klaster utama adalah perkantoran dan dari luar kota. Karena itu, fokus kita ke depan adalah betul-betul di klaster perkantoran dan pemukiman. RW siaga RW merah yang kita ketatkan, dan disiplin prokes (protokol kesehatan) di perkantoran," imbuhnya. 

Untuk protokol kesehatan di rumah makan, restoran, atau tempat publik lainnya, Bima melihat relatif sudah lebih baik. Ia menyebut, pengunjung berinteraksi terbatas dan menjaga jarak satu sama lain. "Tetapi di kantor, inilah yang sangat berbahaya. Dalam ruangan tertutup bersama-sama dari pagi sampai malam, apalagi sampai lepas masker," tutup Bima. [YP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.