Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pesan Untuk Presiden Macron, Dari SBY

Dunia Tak Pernah Damai, Jika Kebebasan Didewakan Dan Toleransi Diabaikan

Senin, 2 November 2020 11:48 WIB
Pesan Untuk Presiden Macron, Dari SBY Dunia Tak Pernah Damai, Jika Kebebasan Didewakan Dan Toleransi Diabaikan

RM.id  Rakyat Merdeka - Akhir Oktober 2020 ini, datang lagi berita buruk (bad news) dari Perancis. Amat disayangkan, benturan antar peradaban yang membuahkan kekerasan terjadi lagi di Perancis. Cerita lama kembali berulang.

Lagi-lagi, atas nama kebebasan (freedom) seorang warga Perancis dan kemudian dibela negaranya, dianggap telah menyakiti umat Islam. Akibatnya, sebagai bentuk perlawanan dari komunitas muslim, lagi-lagi, ada yang melakukan tindakan yang melampaui kepatutannya.

Baca juga : Gandeng MUA, Rossa Pengen Bisnis Kecantikan Lokal Bersaing Di Pasar Global

Alhasil, siklus kekerasan - balas membalas  terjadi lagi. Kalau hal begini terus berlangsung, kapan kita bisa ke luar dari lingkaran pertikaian ini? Kapan pula kedamaian dan harmoni benar-benar hadir dalam kehidupan antar bangsa?

Menyusul kejadian di Perancis tersebut, seperti biasanya dunia kembali dibanjiri oleh pernyataan dari para pemimpin dunia. Pernyataan itu ada yang senada, tetapi ada pula yang amat berbeda.

Baca juga : Ke Istana, Para Ulama Pulang Dengan Tangan Hampa

Secara eksplisit, hampir semuanya mengecam pembunuhan guru sejarah Perancis yang mempertunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para muridnya itu. Juga, beberapa hari setelah itu, dunia kembali mengecam insiden penusukan yang terjadi di Nice, Perancis, yang mengakibatkan jatuhnya 3 korban jiwa dan sejumlah orang luka-luka. Termasuk, kecaman terhadap penembakan seorang pendeta Gereja Ortodoks Yunani di Lyon.

Diduga, aksi terorisme ini dilatarbelakangi oleh penyebaran karikatur Nabi Muhammad secara demonstratif di negara itu.

Baca juga : Anis: Jika Jabatan Diwariskan Tanpa Pemilihan, Baru Dinasti

Saya amati pula, ternyata tidak ada yang membenarkan kekerasan dan aksi-aksi terorisme itu, apa pun alasannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.