Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Massa Pro Vs Anti Penguasa Militer Bentrok
Rakyat Myanmar Diadu Domba
Jumat, 26 Februari 2021 05:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Myanmar makin kacau usai kudeta. Setiap hari dalam tiga pekan terakhir demo dan mogok massal terus berlangsung. Yang miris, kini rakyat diadu domba. Pendukung dan penentang militer Myanmar bentrok di jalanan Kota Yangon, kemarin.
Dilansir Channel News Asia, pendukung militer jumlahnya mencapai 1.000 orang. Menurut saksi mata, pendukung militer melemparkan batu dan menembakkan ketapel ke massa anti junta militer. Juga ada laporan penikaman, meski belum dikonfirmasi.
“Beberapa dari mereka mengancam wartawan dan fotografer. Kemudian bentrokan pecah antara demonstran pro dan antimiliter. Seorang fotografer diketahui terluka,” kata seorang pekerja media.
Baca juga : PP Properti Rilis Produk Rumah Tapak Teranyar Di Permata Puri Cibubur
Sementara aparat memblokir mahasiswa agar tidak bisa meninggalkan kampus mereka untuk menggelar protes kudeta. Padahal, mereka juga rencananya kembali bergabung dalam gelombang demonstrasi. “Kami (mahasiswa) harus mengalahkan kediktatoran. Sejak kudeta, hidup kami tanpa harapan, impian kami mati,” kata Kaung Sat Wai (25), seorang mahasiswa.
Myanmar kian bergejolak sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari lalu dan menahan pemimpin pemerintah sipil Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya, Partai Liga Demokrasi Nasional (NLD). Militer menuding, ada kecurangan dalam pemilu November lalu, hingga dimenangkan NLD.
Konfrontasi tak terelakkan. Tak hanya berunjuk rasa, para pegawai pemerintahan dan pekerja profesional juga melakukan mogok massal.
Baca juga : Kemlu: Indonesia Tak Mendukung Pemilu Ulang Myanmar
Facebook Vs Militer
Facebook resmi melarang semua akun yang terkait dengan militer Myanmar, kemarin. Iklan perusahaan yang dikendalikan militer juga dilarang. Termasuk Myawaddy TV yang dikendalikan tentara.
Menurut Facebook, militer memberlakukan kondisi darurat, termasuk kekerasan mematikan, usai kudeta 1 Februari lalu di Myanmar. Larangan lain juga diterapkan di Instagram, yang dimiliki Facebook. [MEL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya