Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berani Bersuara, Ribuan Orang Demo Junta Militer

Rakyat Myanmar Acungkan 3 Jari

Senin, 8 Februari 2021 05:45 WIB
Massa menyemut, berunjuk rasa di jalanan Kota Yangon, Myanmar. (Foto : AFP/Ye Aung Thu).
Massa menyemut, berunjuk rasa di jalanan Kota Yangon, Myanmar. (Foto : AFP/Ye Aung Thu).

RM.id  Rakyat Merdeka - Rakyat Myanmar makin berani menunjukkan suaranya menentang junta militer. Selama akhir pekan, puluhan ribu warga turun ke jalan menentang kudeta dan pemblokiran jaringan internet di negara itu.

Kemarin, ribuan orang tumpah di jalanan, hampir di seluruh kota di negara yang dulu ber­nama Burma ini.

Sebelumnya, pada Sabtu (6/2), puluhan ribu orang ber­demonstrasi menentang matinya demokrasi di Negeri 1.000 Pagoda itu.

Baca juga : Tertular Demam “Ikatan Cinta”

Pendemo kompak berbaris. Mereka juga membunyikan klakson mobil yang membuat suasana semakin riuh. Mereka membawa berbagai poster serta spanduk bernada protes terhadap kediktatoran militer.

Pendemo juga membawa Ben­dera Partai Liga nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy/NLD) dan foto Pemimpinnya, Aung San Suu Kyi.

Kyi Phyu Kyaw, mahasiswa yang ikut dalam unjuk rasa, mengaku sangat membenci kudeta militer. Dia tidak takut dengan tindakan keras dari militer jika dirinya dihukum.

Baca juga : Indahnya Berbagi

“Saya akan bergabung dalam demo setiap hari. Sampai Amay Suu (Suu Kyi) dibebaskan,” ujar Phyu Kyaw, dikutip Channel News Asia, kemarin.

Pada aksi-aksi tersebut, massa kompak mengacungkan simbol tiga jari. Terinspirasi dari Film Hunger Games. Simbol perlawanan ini juga digunakan pengun­juk rasa di Thailand tahun lalu.

Aksi demonstran memukul-mukulkan benda logam seperti panci dan wajan, juga terus ber­langsung. Warga menyebut aksi itu tradisi mengusir roh jahat.

Baca juga : Berbagi Untuk Sukses

Para pendemo awalnya beren­cana mengadakan unjuk rasa di Balai Kota Yangon. Tapi akses ke daerah itu diblokir barikade polisi.

Seorang mahasiswa, Ye Kyaw, menegaskan, rakyat akan terus berjuang sampai akhir.

“Kami telah memutuskan. Generasi berikutnya akan memi­liki demokrasi jika kita mengakhiri kediktatoran militer ini,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.