Dark/Light Mode

21 Demonstran Tewas Ditembaki, AS Kutuk Aparat Keamanan Myanmar

Senin, 1 Maret 2021 15:21 WIB
Para pengunjuk rasa berlindung saat bentrokan dengan petugas polisi anti huru hara di Yangon, Myanmar. [Foto: Reuters]
Para pengunjuk rasa berlindung saat bentrokan dengan petugas polisi anti huru hara di Yangon, Myanmar. [Foto: Reuters]

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengutuk tindakan kekerasan aparat keamanan Myanmar, karena menembaki demonstran yang menentang kudeta militer. Blinken menegaskan, Washington mendukung rakyat Myanmar.

"Kami mengecam kekerasan mengerikan pasukan keamanan Burma (Myanmar) terhadap rakyat Burma," kata Blinken melalui akun Twitter pribadinya pada Minggu (28/2).

Cuitan ini menanggapi kabar, bahwa belasan warga sipil Myanmar tewas tertembak oleh pasukan keamanan. Blinken menyatakan, AS bakal terus mendorong permintaan pertanggungjawaban aparat keamanan yang terlibat dalam aksi kekerasan di Myanmar.

Baca juga : Dua Demonstran Tewas Ditembak Junta Militer

“Kami berdiri bersama rakyat yang berani di Burma dan mendorong semua negara berbicara dengan satu suara, mendukung keinginan mereka,” ujarnya.

Aksi unjuk rasa menentang kudeta militer di Myanmar masih berlangsung. Insiden yang parah itu terjadi Minggu (28/2) lalu.

Saat itu, massa terlibat bentrok dengan aparat keamanan di berbagai titik di Yangon dan beberapa kota lainnya. Mengenakan helm proyek, kacamata, dan tameng darurat, para demonstran berhadap-hadapan dengan personel polisi serta militer.

Baca juga : Termasuk Imam Masjid, 3 Orang Tewas Ditembak Di Ibu Kota Pakistan

Penggunaan granat setrum, gas air mata, serta tembakan ke udara tak membuat massa gentar dan membubarkan diri. Pada titik itu penembakan langsung ke arah demonstran dilakukan.

Menurut Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, sedikitnya 18 orang tewas dan lebih dari 30 lainnya mengalami luka-luka. Jumlah korban meninggal sejak demonstrasi digelar empat pekan lalu mencapai 21 jiwa.

Pada 1 Februari lalu, militer Myanmar melancarkan kudeta terhadap pemerintahan sipil di negara tersebut. Mereka menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan beberapa tokoh senior partai Liga Nasional Demokrat (NLD).

Baca juga : PT DKI Sunat Hukuman Eks Direktur Keuangan Jiwasraya

Kudeta dan penangkapan sejumlah tokoh itu merupakan respons militer Myanmar atas dugaan kecurangan Pemilu pada November tahun lalu. Dalam Pemilu itu, NLD pimpinan Suu Kyi menang telak dengan mengamankan 396 dari 476 kursi parlemen yang tersedia. Itu merupakan kemenangan kedua NLD sejak berakhirnya pemerintahan militer di sana pada 2011. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.