Dark/Light Mode

Menjaga dan Terus Meningkatkan Hubungan Indonesia-Korea Selatan: Sebuah Tantangan

Minggu, 28 Maret 2021 16:22 WIB
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Prof Yasonna H Laoly (kanan) saat menerima kunjungan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, HE Mr Park Tae-sung pada Selasa (16/2/2021) lalu siang di ruang kerjanya. [Foto: Kemenkumham]
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Prof Yasonna H Laoly (kanan) saat menerima kunjungan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, HE Mr Park Tae-sung pada Selasa (16/2/2021) lalu siang di ruang kerjanya. [Foto: Kemenkumham]

 Sebelumnya 
Yang jelas, tantangan kedua negara saat ini adalah justru tak hanya terus mempertahanakan, tapi juga berupaya keras meningkatkan hubungan diplomatik kedua negara.

Sebagai upaya memperkuat hubungan Indonesia-Korea Selatan, setidaknya ada tiga hal bentuk konrit yang mungkin juga bisa dilakukan dalam konteks media massa kedua negara. Ketiga rekomendasi ini saling terkait antara yang satu dengan yang lainnya.

Pertama, program talkshow. Publikasi berkala tentang hot issues terkait Indonesia-Korea Selatan di media, sebaiknya tidak hanya sekadar tulisan atau artikel di media cetak, tapi juga menyertakan talkshow, selama minimal selama 30 menit, misalnya.

Baca juga : Paguyuban Peternak Rakyat Kirim Nota Keberatan Ke Kementan

Seperti diketahui, tren talkshow selama masa pandemi kini sudah semakin populer, seiring penerapan protokol kesehatan. Sehingga tak hanya dilakukan oleh media televisi dan radio, tapi juga oleh media cetak, karena saat ini semua media cetak juga sudah memiliki versi media online.

Talkshow ini di-upload di jejaring media sosial Rakyat Merdeka Group, terutama YouTube, Instagram dan Facebook. Dengan adanya sosialisasi model talkshow ini, pesan yang akan disampaikan menjadi lebih jelas, instan tapi tetap efektif.

Kedua, pihak Korea Selatan sebaiknya terus memperbanyak restoran-restoran ‘halal food’ dan ramah Muslim di Korea Selatan –yang juga diiringi sosialisasi yang intensif, sehingga akan membuat warga Indonesia akan semakin tertarik untuk berkunjung. Hal ini mengingat, Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

Baca juga : Luciana Salazar, Pernah Jalin Hubungan Gelap Dengan Messi

Dengan makin banyaknya tersedia ‘halal food’ dan kawasan wisata ramah Muslim di Korea Selatan, hal ini tentunya akan menjadi daya tarik yang makin kuat bagi turis Indonesia untuk berkunjung ke Korea Selatan.

Ketiga, kebijakan bebas visa tanpa syarat. Puncak penguatan hubungan kedua negara, terutama dalam konteks people to people (pariwisata) adalah memberlakukan kebijakan bebas visa tanpa kecuali, bagi kedua negara. Hal ini dengan mempertimbangkan antara lain, melihat kerja sama yang makin meningkat antara Indonesia-Korea Selatan dalam banyak hal.

Juga, seiring program vaksinasi yang sudah mulai terus berjalan, yang harapannya dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi dunia pariwisata akan kembali bergerak (tentunya tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat).

Baca juga : Kemnaker Kuatkan Fungsi Seluruh Balai Latihan Kerja

Kemudian, besarnya potensi kedua negara untuk terus dikembangkan. Kebanyakan warga Indonesia sering membandingkan antara Korea Selatan dan Jepang, karena dinilai punya banyak kemiripan, baik dari segi budaya dan alamnya (termasuk musim atau cuacanya, terutama daya tarik salju bagi warga Indonesia).

Selama ini, ke Negeri Ginseng dinilai cenderung lebih murah untuk berwisata dibandingkan dengan Jepang, terutama dari segi transportasi. Seandainya ada kebijakan bebas visa antara Indonesia dan Korea Selatan, tentu hal ini akan menjadi nilai plus lagi dalam menggerakkan potensi pariwisata bagi kedua negara. (*)

[Muhammad Rusmadi/wartawan Rakyat Merdeka/RM.id]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.