Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peringatan Hari Quds Internasional 2021

Nasib Palestina Pasca Perdamaian UEA-Bahrain-Israel

Selasa, 4 Mei 2021 16:12 WIB
Kiki Mikail, Dosen Politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang
Kiki Mikail, Dosen Politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Palembang

 Sebelumnya 
Di sisi lain, Iran yang selalu hadir menjadi penghalang anarkisme Israel di Timur Tengah, selalu konsisten membela Palestina. Bagi Iran, tidak ada dualisme negara yang sekarang diduduki oleh Israel dan Palestina. Bagi Iran, seperti yang disampaikan oleh mantan Presiden Iran, Ahmadinejad, tragedi Holocaust adalah sebuah kebohongan besar yang sengaja dciptakan oleh Zionisme Israel. Tanah Palestina, menurut Ahmadinejad, tidak mungkin dibagi dua, karena tanah tersebut merupakan tanah nenek moyang orang-orang Palestina dari zaman baheula sampai sekarang.

Baca juga : Quds, Kiblat Pertama Ummat Islam

Dalam sebuah pertemuan yang dihadiri ratusan pelajar Iran, Ahmadinejad menyatakan, dunia Islam harus bangkit bersama melawan tindakan diskriminasi bangsa barat terhadap dunia Islam, khususnya yang terjadi terhadap bangsa Palestina. Ahmadinejad memiliki keyakinan, keruntuhan superioritas barat-Israel hanya tinggal menghitung hari. Tentunya hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil seperti yang terjadi terhadap Uni Soviet yang runtuh dan sebelumnya tidak diprediksi oleh bangsa lain.

Baca juga : Menteri Nadiem Ingin Wujudkan Gerakan Merdeka BelajarĀ 

Pada 1981, Ayatullah Khomeini menyebut bahwa untuk membebaskan Jerusslaem (Quds), negara-negara Muslim harus bersatu dengan mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk membebaskan Quds dari Zionisme Israel, dan hendaknya menjauhi maneuver-manuver politik yang berbau kompromi yang dihembuskan oleh pemerintahan Zioni Israel.

Baca juga : Wujudkan Generasi Pembelajar Demi Bersaing di Masa Datang

Pada pemungutan suara yang dilakukan pada Februari 2013 di Majelis PBB, Iran, termasuk juga Indonesia, hadir sebagai negara Islam yang sangat menentukan nasib Palestina di PBB. Setelahnya, Mahmoud Abbas berterima kasih kepada Ahmadinejad selaku Presiden Iran. Berkat dukungannya, akhirnya Palestina mendapatkan status sebagai negara pengamat di PBB. Tentunya, lompatan tersebut menjadi sejarah penting bagi Palestina dan masyarakat Muslim dunia. Dengan pengakuan tersebut, Israel dan sekutu tentunya tidak tinggal diam. Salah satu manuver yang dilakukan Israel dan sekutu adalah meminta Presiden Donald Trump untuk mengumumkan Jerussalem sebagai Ibu Kota Israel yang baru. Trump meminta negara-negara di dunia untuk memindahkan kedutaan negaranya dari Tel Aviv ke Jerussalem, dengan janji pengucuran dana yang lumayan besar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.