Dark/Light Mode

Tak Hanya Jadi Penyedia Informasi, Media Juga Harus Lakukan Verifikasi

Anggota OANA Tegaskan Komitmen Berantas Hoaks

Sabtu, 20 April 2019 05:09 WIB
Pertemuan Dewan Eksekutif OANA di Hanoi, Vietnam, Jumat (19/4). (Foto: VNA)
Pertemuan Dewan Eksekutif OANA di Hanoi, Vietnam, Jumat (19/4). (Foto: VNA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Dewan Eksekutif Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) menggarisbawahi komitmen bersama untuk memerangi berita palsu atau fake news di jejaring sosial, yang dinilai merusak kepercayaan publik terhadap media arus utama. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuan di Hanoi, Vietnam, Jumat (19/4).

Presiden OANA Aslan Aslanov, yang juga Pemimpin Kantor Berita Azerbaijan AZERTAC mengatakan, berita palsu telah menciptakan banyak masalah dalam hubungan antarnegara dan memicu konflik.

"AZERTAC melakukan yang terbaik untuk memerangi pembuatan dan penyebaran berita palsu," katanya.

Baca juga : Dubes Jepang: Indonesia Makin Matang Dalam Berdemokrasi

Selama satu hari penuh, perwakilan dari 13 kantor berita, termasuk ANTARA, berbagi pengalaman dalam mengatasi penyebaran berita palsu di negara masing-masing guna menciptakan iklim yang sehat bagi penyebaran informasi, dan memenuhi hak publik akan akses terhadap informasi.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Kantor Berita Vietnam (VNA) Nguyen Duc Loi, selaku tuan rumah, menegaskan kembali fungsi kantor berita untuk menyediakan sumber informasi bagi media dan pihak-pihak lain.

Peran kantor berita anggota OANA, tak hanya sekadar menjadi penyedia informasi. Tetapi, juga memverifikasi informasi yang beredar. "Upaya verifikasi informasi ini dilakukan untuk memenuhi misi kantor berita, yang menghadirkan informasi akurat bagi media dan publik," katanya.

Baca juga : Lewat Kim Jong-Un, Trump Kirim Ucapan Ultah Untuk Pendiri Korut

Perwakilan Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, Lee Dong-min, mengungkapkan bahwa penyebaran berita palsu adalah isu besar di negaranya.

Dijelaskan, Yonhap telah menciptakan tim cek fakta pada pemilihan presiden 2017. Tugas utama tim tersebut adalah memilih 3 atau 4 berita dalam satu pekan, dan melakukan cek fakta berkedalaman terhadap informasi itu. Terutama, pernyataan dari tokoh-tokoh berpengaruh.

Dong-min mengatakan, publik saat ini tidak hanya bergantung pada koran, kantor berita dan televisi untuk memperoleh informasi. Namun justru pada jejaring media sosial. Kurangnya institusi untuk memverifikasi informasi yang beredar di media sosial, kian membuat berita palsu tidak terkendali.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.